PDB Kuartal II Menyusut, Ekonomi AS Terkonfirmasi Masuk Jurang Resesi
Perekonomian Amerika Serikat kini terkonfirmasi sedang memasuki jurang resesi
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON – Perekonomian Amerika Serikat terkonfirmasi memasuki jurang resesi, pernyataan ini diungkap setelah Biro Analisis Ekonomi merilis penurunan pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) pada kuartal II-2022 sebanyak 0,6 persen
Penurunan tersebut menandakan bahwa saat ini ekonomi AS tengah mengalami kontraksi lanjutan, mengingat di kuartal sebelumnya PDB Amerika telah menyusut 1,6 persen.
Sebagai imbas dari kenaikan harga akibat invasi Rusia ke Ukraina, serta sikap agresif The Fed dalam menaikkan suku bunganya.
"Revisi tahunan terhadap PDB dan pendapatan domestik bruto menunjukkan ekonomi AS yang lebih lemah pada paruh pertama tahun 2022 dari yang dilaporkan sebelumnya," ujar Gus Faucher, kepala ekonom untuk The PNC Financial Services Group,
Pengetatan moneter yang awalnya dimaksudkan bank sentral AS untuk mengurangi agresivitas inflasi, justru perlahan telah membuat aktivitas belanja konsumen melambat.
Hal itu mendorong pelemahan pada pasar tenaga kerja, dan membuat beberapa perusahaan terpaksa melakukan PHK massal guna meredam pembengkakan pengeluaran selama berlangsungnya perlambatan ekonomi, imbas melemahnya daya beli masyarakat.
Baca juga: Dampak Resesi Ekonomi Global Terhadap Indonesia, Neraca Perdagangan Defisit hingga Inflasi Meningkat
Kondisi inilah yang membuat laju PDB kuartalan Amerika terus mengalami penyusutan, dilansir dari CNN International kondisi ini sebelumnya telah diramalkan oleh Bank dunia.
Bahkan sejumlah lembaga keuangan dunia telah menggembar–gemborkan adanya perlambatan ekonomi di AS apabila The Fed terus mengambil langkah agresif.
Namun karena para pembuat kebijakan terus menolak klaim resesi dengan alasan pertumbuhan tenaga kerja kuat termasuk kegiatan belanja konsumen dan manufaktur, membuat The Fed akhirnya kembali mengerek naik suku bunga hingga level tertingginya.
Baca juga: Menkeu Janet Yellen: Ekonomi AS Melambat, Resesi Tidak Terhindarkan
Diperkirakan penurunan ini akan terus berlanjut hingga kuartal III 2022, terlebih situs pencatat PDB GDPNow telah memproyeksikan bahwa data ekonomi Amerika di kuartal III yang akan dirilis pada 27 Oktober hanya akan tumbuh sebanyak 0,3 persen.
Dengan proyeksi ini para pelaku ekonomi semakin yakin apabila ekonomi AS selama tahun depan akan jatuh dalam jurang resesi, apabila tak kunjung mengalami pertumbuhan.
Baca juga: Memilih Ulang Pilihan Instrumen Investasi Agar Tetap Cuan di Masa Resesi
"Dengan itu, kita akan melihat perlambatan signifikan ekonomi AS. Ada kemungkinan 98,1 persen ekonomi AS akan jatuh ke dalam resesi global,” ungkap model probabilitas yang dijalankan oleh Ned Davis Research.
Secara teknikal, resesi diartikan sebagai pertumbuhan ekonomi yang negatif selama dua kuartal berturut-turut.
Sementara itu dikutip dari The Balance, resesi adalah penurunan signifikan dalam kegiatan ekonomi yang berlangsung dalam beberapa bulan, umumnya dalam tiga bulan lebih.
Apabila dalam perilisannya nanti di kuartal III ekonomi AS masih menunjukkan kemerosotan nilai maka pertumbuhan ekonomi AS di tahun ini akan jadi yang terendah, mengalahkan krisis keuangan global yang terjadi pada 2008 silam.