Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Indonesia Percepat Pembangunan PLTA Berkapasitas 9.000 Megawatt di Kalimantan

Pembangunan PLTA KHE Cascade di Kalimantan Utara, memiliki nilai investasi sekitar 17 miliar dolar Amerika Serikat (AS).

Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Muhammad Zulfikar
zoom-in Indonesia Percepat Pembangunan PLTA Berkapasitas 9.000 Megawatt di Kalimantan
Tribunnews.com/Bambang Ismoyo
Indonesia bakal memiliki pembangkit listrik tenaga air (PLTA) berkapasitas 9.000 Megawatt (MW), atau merupakan yang terbesar di Tanah Air. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Indonesia bakal memiliki Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) berkapasitas 9.000 Megawatt (MW), atau merupakan yang terbesar di Tanah Air.

Proyek yang diprakarsai oleh PT Kayan Hydro Energy (KHE) ini bernama PLTA Kayan Cascade yang terletak di Provinsi Kalimantan Utara, tepatnya di Kecamatan Peso, Kabupaten Bulungan.

Direktur Utama KHE, Andrew Sebastian Suryali mengatakan, proyek ini sebenarnya telah berjalan sejak 2011 dan sudah melengkapi semua perizinan yang diperlukan.

Baca juga: PLTA Tampur I Bakal Ganggu Ekosistem Empat Satwa Kunci di Aceh

Untuk mempercepat rampungnya PLTA Kayan Cascade, KHE menjalin kerjasama dengan Sumitomo Corporation.

Yaitu, grup perusahaan dari Jepang yang salah satu bisnisnya bergerak dalam bidang energi dan juga sudah melakukan investasi di Indonesia di bidang kelistrikan.

Sebagai informasi, pembangunan PLTA KHE Cascade di Kalimantan Utara, memiliki nilai investasi sekitar 17 miliar dolar Amerika Serikat (AS).

Berita Rekomendasi

Jika dikonversi ke dalam rupiah, angka tersebut setara Rp 258 triliun (asumsi kurs Rp15.178 per dolar AS).

"Dengan launching dan penandatanganan, Kayan Hydro Energy dan Sumitomo bersepakat untuk menjadi partnership dalam pembangunan PLTA Cascade," ucap Andrew dalam acara penandatanganan yang dilakukan di Fairmont Hotel Jakarta, Kamis (6/10/2022).

"Serta penjajakan pengembangan green industry di Kalimantan Utara dengan memanfaatkan energi dari PLTA yang akan dibangun," sambungnya.

Andrew melanjutkan, pada saat ini pihaknya sedang melakukan pembangunan infrastruktur awal bendungan.

Baca juga: RI Miliki Potensi Besar di PLTA Saat Negara Eropa Sudah Mentok

Diperkirakan pada 2023 akan dilanjutkan untuk membangun infrastruktur pendukung bendungan dan bangunan pengelak (Diversion Channel) bendungan, yang menjadi anak tangga pertama dalam tangga Cascade. 

Listrik yang dihasilkan oleh proyek PLTA ini akan menyuplai kawasan industri hijau yang dikembangkan PT. Indonesia Strategis Industri (ISI) dan kebutuhan listrik di Pulau Kalimantan.

Dengan terbangunnya PLTA Kayan maka daya tarik kawasan industri hijau ini akan semakin kuat bagi seluruh kalangan industri yang peduli pada pengurangan emisi karbon.

Pihak Sumitomo Corporation juga berencana untuk mempromosikan kawasan ini kepada perusahaan-perusahaan Jepang, yang sekarang ini mempunyai komitmen solid untuk menggunakan energi listrik yang berasal dari sumber energi terbarukan.

"Ini juga dalam rangka mendukung program percepatan transisi energi dan peningkatan energi terbarukan di dalam bauran energi nasional," papar Andrew.

Baca juga: PLTA Asahan 3 Siap Beroperasi 2024, Proses Konstruksi Capai 55 Persen

"KHE dan Sumitomo juga akan menjajaki peluang sinergi untuk mendukung kebijakan nasional melalui inisiatif kerjasama dengan PLN untuk membantu percepatan pengurangan emisi karbon sesuai komitmen Pemerintah Indonesia di dalam Paris Agreement dan COP26," pungkasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas