Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Apari: Asuransi Kredit yang Sehat Diperlukan untuk Mendukung Pertumbuhan Ekonomi

Asuransi kredit di Indonesia hingga saat ini dan memberikan sejumlah masukan mengenai langkah-langkah perbaikan ke depan.

Penulis: Muhammad Zulfikar
Editor: Seno Tri Sulistiyono
zoom-in Apari: Asuransi Kredit yang Sehat Diperlukan untuk Mendukung Pertumbuhan Ekonomi
HO
Seminar Asuransi Kredit dengan topik: “Asuransi Kredit: Mendukung Pertumbuhan Ekonomi yang Lebih Cepat, melalui Pengelolaan Risiko dan Asuransi yang Lebih Sehat” di Jakarta. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Asosiasi Ahli Pialang Asuransi dan Reasuransi Indonesia (Apari) memperingati hari jadi ke-29 yang jatuh pada 19 September 2022, dengan menyelenggarakan Seminar Asuransi Kredit hingga Prosesi Wisuda Pendidikan Apari di The Ballroom Djakarta Theater.

Tertekannya performa lini bisnis Asuransi Kredit dalam beberapa tahun terakhir, mendorong inisiatif APARI untuk mengangkatnya dalam seminar dengan topik: “Asuransi Kredit: Mendukung Pertumbuhan Ekonomi yang Lebih Cepat, melalui Pengelolaan Risiko dan Asuransi yang Lebih Sehat”.

Dalam seminar ini Apari melibatkan berbagai pemangku kepentingan sebagai pembicara yang mewakili bidangnya, yang dimoderatori oleh Dennis Ferdinal mewakili Pengurus Apari.

Seminar ini terdiri dari 3 sesi berdasarkan klaster bahasannya. Pada sesi 1 mengenai perspektif makro dan regulasi, Joko Suyanto selaku Ketua Perhimpunan Bank Perkreditan Rakyat Indonesia (Perbarindo) menguraikan profil risiko BPR dan “asymetric gap-nya” dengan asuransi, dimana perlu ada komunikasi yang intens antara kedua sektor ini untuk mencapai kesepemahaman untuk tercapainya kondisi bisnis yang sehat.

Baca juga: Pelaku Usaha Industri Asuransi Sebut Indonesia Mampu Bertahan Jika Ekonomi Global Mengalami Resesi

Sementara itu, Sabam Hutajulu selaku Independent Commissioner dan Transformation & Restructuring Advisor Indonesia Financial Group (IFG) Life menekankan pentingnya evaluasi di internal perusahaan sebelum menyalahkan pihak lain, dan berbagi mengenai penerapan leadership yang amanah, ihsan dan tawakal dalam menjalankan bisnis secara sehat.

Pada sesi 2 mengenai asuransi, Faridha Ariani selaku Direktur Utama PT Nusantara Insurance Brokers & Consultants menjelaskan pentingnya peran dan fungsi Pialang Asuransi dalam proses bisnis Asuransi Kredit, serta menyampaikan harapan terhadap adanya dukungan yang sehat dari perusahaan asuransi dalam memberikan proteksi yang optimal kepada bank/nasabah.

Abdul Mulki selaku Direktur Teknik PT Asuransi Bangun Askrida dalam paparannya menyampaikan perjalanan Asuransi Kredit di Indonesia hingga saat ini dan memberikan sejumlah masukan mengenai langkah-langkah perbaikan ke depan.

BERITA REKOMENDASI

Sementara Delil Khairat selaku Direktur Teknik Operasi PT Reasuransi Indonesia Utama berbagi informasi mengenai treatment Asuransi Kredit di luar negeri, dan membeberkan daftar dosa para pelaku bisnis Asuransi Kredit selama ini, serta koreksinya ke depan.

Pada sesi terakhir mengenai manajemen risiko. Wuryanto selalu Direktur Risiko dan Kepatuhan PT Bank Woori Saudara Indonesia menyatakan peluang bisnis yang berisiko tinggi tetap dapat menguntungkan perusahaan bilamana dilakukan pengelolaan risiko yang baik, dan juga mengingatkan panjangnya keterlibatan Pialang Asuransi dalam penanganan klaim, sehingga perlu dipikirkan adanya tambahan remunerasi.

Adapun Gandung Troy Sulistyantoro selaku Direktur Lembaga Sertifikasi Profesi Badan Sertifikasi Manajemen Risiko menekankan bahwa tidak ada yang salah dengan produk Asuransi Kredit yang merupakan solusi yang tepat untuk perbankan, namun perlu koreksi dalam ketentuan dan persyaratannya.

Ketua Umum APARI Bambang Suseno mengatakan, solusi mengenai Asuransi Kredit yang sehat diperlukan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang saat ini mulai membaik, dan untuk itu diperlukan keterlibatan dari banyak pihak untuk berbagi pandangan secara multi perspektif, sehingga solusi yang diperoleh akan komprehensif dan efektif.

“Walaupun ada perbedaan pandangan dari para narasumber, namun semua bersepakat bahwa koreksi perlu segera dilakukan agar Asuransi Kredit menjadi solusi untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang lebih cepat, melalui pengelolaan risiko dan asuransi yang lebih sehat," katanya.


Menurutnya, APARI terpanggil untuk turut serta urun rembug melalui penyelenggaraan seminar ini yang hasilnya menjadi referensi bagi para pihak, termasuk bagi regulator, untuk mendukung terselenggaranya bisnis Asuransi Kredit yang sehat.

Sebagai tindak lanjutnya, APARI akan membentuk Kelompok Subjek Ahli (Subject-Matter Expert) Asuransi Kredit untuk membantu mengeskalasi dan mengakselerasi solusi penyehatan lini bisnis Asuransi Kredit.

Baca juga: Berlaku April, Setoran PPN Jasa Agen Asuransi Rp 36 Miliar Per Agustus 2022

Sebagai puncak acara, APARI melaksanakan prosesi wisuda kepada 306 orang dari 4 angkatan pendidikan yaitu Ajun Ahli Pialang Asuransi dan Reasuransi Indonesia (AAPAI), Ahli Pialang Asuransi dan Reasuransi Indonesia (APAI), dan Certified Indonesian Insurance and Reinsurance Brokers (CIIB).

Dalam sambutannya Bambang memaparkan, APARI mempunyai tugas untuk mencetak ahli pialang asuransi dan reasuransi melalui program pendidikan, dan para wisudawan ini adalah lulusan dari program pendidikan APARI tersebut.

“Hingga saat ini APARI telah meluluskan hampir 4.000 orang, dan telah mendapatkan beberapa penghargaan internasional dalam penyelenggaraan pendidikan, termasuk mendapatkan predikat sebagai The Best Educational Service Provider of the Year dalam ajang Asia Insurance Industry Awards 2020 yang lalu, dan juga penghargaan dari World Business Outlook, dan International Business Magazine,” tutur Bambang.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas