Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

BUMN Pupuk Ini Kembangkan Asuransi dan Tabungan Berbasis Limbah Kotoran Sapi

Program tersebut menerapkan ekosistem smart agrobisnis yang menciptakan solusi risiko pertanian dan peternakan melalui asuransi

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in BUMN Pupuk Ini Kembangkan Asuransi dan Tabungan Berbasis Limbah Kotoran Sapi
dok. PG
Direktur Utama Petrokimia Gresik Dwi Satriyo Annurogo 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Petrokimia Gresik melalui program tanggung jawab sosial dan lingkungan (TJSL) mengembangkan pengelolaan limbah pertanian menjadi pakan fermentasi atau silase di desa Sumbersari, Lamongan, Jawa Timur.

Program tersebut menerapkan ekosistem smart agrobisnis yang menciptakan solusi risiko pertanian dan peternakan melalui asuransi dan tabungan berbasis limbah.

Direktur Utama Petrokimia Gresik, Dwi Satriyo Annurogo menjelaskan bahwa, cikal bakal program ini berawal dari “Suri Insap” atau Sumbersari Industri Sapi yang dijalankan Kelompok Tani Ternak Sumber Rejeki mulai tahun 2018, dimana pada saat itu hanya berfokus pada pengelolaan limbah pertanian menjadi pakan fermentasi atau silase.

Baca juga: Mega Eltra Siap Kirim 63.000 Metrik Ton Batubara ke Petrokimia Gresik

“Melalui berbagai pembinaan berkelanjutan, program ini terus berkembang dan mampu menjadi solusi serta memberikan manfaat yang lebih luas, tidak hanya bagi pelakunya tetapi juga masyarakat,” ujar Dwi Satriyo dalam pernyataannya yang diterima Tribun, Selasa(11/10/2022).

Pengembangan pertama dilakukan pada tahun 2019 hingga tahun 2020, dimana anggota kelompok mulai memanfaatkan limbah ternak yang selama ini menjadi momok lingkungan, sebagai media tanam.

Kemudian di tahun 2021, program literasi mulai fokus pada pelibatan seluruh sektor baik itu pertanian, peternakan, serta potensi lain yang ada di desa untuk bersinergi membentuk kandang edukasi atau yang lebih dikenal sebagai edufarm.

“Di tahun ini, kami mendukung kelompok dalam transformasi organisasi menjadi Koperasi Tani Ternak Literasi Sumber Rejeki, agar seluruh bidang usaha yang ada di program ini memiliki naungan hukum yang kuat untuk mendukung pengembangan ke depannya,” ujar Dwi Satriyo.

BERITA REKOMENDASI

Sementara itu, local hero sekaligus Ketua Koperasi Tani Ternak Literasi Sumber Rejeki, Tomi Distianto mengatakan bahwa, Edufarm Literasi sendiri bertujuan sebagai tempat pembelajaran bagi masyarakat dari berbagai usia tentang pengelolaan ekosistem tani-ternak terintegrasi.

Adapun pembelajaran pertama adalah pembuatan silase, yakni pengelolaan limbah pertanian menjadi pakan ternak fermentasi. Ini merupakan solusi yang ditawarkan Petrokimia Gresik terhadap kelompok untuk mengatasi masalah pembakaran limbah pertanian yang berdampak buruk bagi lingkungan.

“Saat ini kelompok mampu mengolah limbah pertanian sebanyak 60 ton per tahun menjadi silase yang tidak hanya dimanfaatkan untuk ternak sendiri, tetapi juga dijual ke beberapa peternak sapi di wilayah Kabupaten Lamongan,” ujar Tomi.

Baca juga: Atasi Penghapusan Subsidi, Petrokimia Gresik Kenalkan Tiga Pupuk Baru

Kemudian pembuatan media tanam berbahan limbah ternak dengan merk “Literasi” yang sudah dipatenkan. Kelompok mampu mengolah limbah peternakan 504 ton per tahun dan produknya sudah dipasarkan di Lamongan, Jombang, Bojonegoro, Mojokerto, Gresik, Malang dan Tuban.

Sebelum dipasarkan, media tanam “Literasi” diaplikasikan di kebun percobaan yang memanfaatkan lahan tidur di sekitar kandang. Kebun ini ditanami berbagai tanaman hortikultura dan tanaman toga, seperti tomat, cabai, kunyit dan lain sebagainya. Hasil panennya kemudian digunakan oleh istri peternak sebagai bahan baku usaha catering dan minuman jamu kunyit asam.


“Dengan demikian, ibu-ibu di Desa Sumbersari juga terberdayakan dan dapat menambah penghasilan keluarga,” imbuh Tomi.

Selain menjadi media tanam, limbah kotoran sapi juga diolah menjadi biogas sebagai bahan bakar kompor dan lampu untuk aktivitas operasional di kandang. Residu biogas cair kemudian dimanfaatkan menjadi akuakultur dan residu padat menjadi media budidaya cacing yang juga bernilai ekonomi, sehingga tidak menyisakan limbah yang terbuang sia-sia (zero waste).

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas