Diambang Resesi, Ekonomi Inggris Turun 0,3 Persen Pada Agustus 2022
Kontraksi mulai melanda ekonomi Inggris setelah negara ini dilanda krisis biaya hidup di tengah melonjaknya harga energi di pasar globa
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, LONDON – Biro Statistik Nasional (ONS) mengungkap bahwa negaranya saat ini tengah memasuki jurang resesi, setelah laju ekonomi Inggris berkontraksi hingga jatuh sebanyak 0,3 persen pada Agustus 2022.
"Ekonomi menyusut pada Agustus dengan produksi dan jasa jatuh kembali," tegas Kepala Ekonom ONS Grant Fitzner.
Angka tersebut anjlok drastis di bawah ekspektasi pasar, memperparah pertumbuhan ekonomi Inggris selama 2022.
Baca juga: Pemerintah Yakin Pertumbuhan Ekonomi di Atas 5 Persen di Tengah Ancaman Resesi, Ini Kata Pengamat
Mengingat divbulan sebelumnya ekonomi Inggris telah menyusut hingga direvisi dari 0,2 persen menjadi 0,1 persen.
Kontraksi mulai melanda ekonomi Inggris setelah negara ini dilanda krisis biaya hidup di tengah melonjaknya harga energi di pasar global, akibat memanasnya invasi Rusia Ukraina.
Reuters mencatat selama Agustus 2022 jasa layanan konsumen di Inggris turun 1,8 persen, dengan penurunan terbesar terjadi dalam sektor olahraga, hiburan dan rekreasi.
Penurunan juga menimpa industri manufaktur yang turun 1,6 persen dari Juli.
Penurunan ini lantas mengantarkan peningkatan pada laju inflasi Inggris pada Agustus hingga melonjak mencapai 9,9 persen, mendekati puncak tertinggi selama 40 tahun terakhir.
"Banyak layanan yang dihadapi konsumen lainnya berjuang, dengan ritel, penata rambut, dan hotel semuanya bernasib relatif buruk," kata Kepala Ekonom ONS Grant Fitzner, pada Rabu (13/10/2022).
Baca juga: IMF Prediksi Dua Negara G7 Ini Masuk Jurang Resesi di 2023
Sebelum Inggris merilis penurunan ekonomi, pada Selasa (12/10/2022) kemarin, Dana Moneter Internasional (IMF) memperkirakan bahwa ekonomi Inggris akan tumbuh 3,6 persen tahun ini.
Namun prediksi tersebut meleset justru ekonomi Inggris terjun jatuh.
Dengan kondisi saat ini, sejumlah analis menilai ekonomi Inggris kini sudah memasuki resesi teknis. Bahkan akibat lonjakan harga energi di Inggris yang terjadi selama beberapa bulan terakhir membuat sepertiga rumah tangga di negara ini tidak lagi memiliki tabungan.
Tak hanya itu 30 persen penduduk Inggris juga terpantau mulai mengurangi pengeluaran karena terpengaruh kenaikan biaya pinjaman.
"Tekanan berkelanjutan pada keuangan rumah tangga terus membebani pertumbuhan, dan kemungkinan telah menyebabkan ekonomi Inggris memasuki resesi teknis dari kuartal ketiga tahun ini," kata kepala ekonom di KPMG UK, Yael Selfin, dikutip Reuters.
Untuk mendorong penurunan biaya pinjaman rencananya presiden Inggris dan menteri keuangan Kwasi Kwarteng berencana untuk melakukan pemotongan pajak yang tidak didanai dan mengalihkan dana tersebut ke pasar keuangan agar dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi Inggris di bulan berikutnya.
Baca juga: Harga Minyak Anjlok di Tengah Gejolak Covid-19 di China dan Ketakutan Resesi
Bank sentral Inggris BoE juga berusaha memperlambat lonjakan suku bunga dengan melakukan intervensi dan membeli utang jangka panjang untuk mencegah dana pensiun ambruk.
Tak hanya itu BoE juga berencana mengakhiri dukungan bantuan pada Jumat (14/10/2022) mendatang.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.