Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Dua Negara Maju Ini Diprediksi Jatuh ke Lubang Resesi pada 2023

IMF mengatakan ekonomi Jerman diperkirakan akan menyusut 0,3 persen pada tahun 2023, turun dari perkiraan sebelumnya yaitu 0,8 persen.

Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Editor: Muhammad Zulfikar
zoom-in Dua Negara Maju Ini Diprediksi Jatuh ke Lubang Resesi pada 2023
Chatham House
Dana Moneter Internasional (IMF) pada Selasa (11/10/2022) kemarin memperkirakan Jerman dan Italia akan menghadapi resesi ekonomi pada tahun 2023. 

Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni
 
TRIBUNNEWS.COM, BRUSSEL - Dana Moneter Internasional (IMF) pada Selasa (11/10/2022) kemarin memperkirakan Jerman dan Italia akan menghadapi resesi ekonomi pada tahun 2023.

Jika prediksi IMF benar, itu akan menjadikan kedua negara anggota Group of Seven (G7) ini sebagai negara maju pertama yang mengalami kontraksi setelah Rusia meluncurkan invasi ke Ukraina.

Dalam World Economic Outlook, IMF mengatakan ekonomi Jerman diperkirakan akan menyusut 0,3 persen pada tahun 2023, turun dari perkiraan sebelumnya yaitu 0,8 persen.

Baca juga: Harga Minyak Anjlok di Tengah Gejolak Covid-19 di China dan Ketakutan Resesi

Sementara ekonomi Italia diperkirakan akan berkontraksi sebesar 0,2 persen di tahun 2023, turun tajam dari perkiraan sebelumnya di bulan Juli sebesar 0,8 persen.

Kedua negara ini sangat bergantung pada gas Rusia. Moskow bahkan telah memotong aliran energinya ke Jerman sebagai tanggapan atas sanksi Barat yang diterima Rusia.

Meskipun zona euro diharapkan dapat menghindari resesi, namun output dari 19 negara di kawasan itu diperkirakan hanya mengalami pertumbuhan sebesar 0,5 persen, lebih buruk dari yang diperkirakan sebelumnya.

"Pertumbuhan yang lemah pada tahun 2023 di seluruh Eropa mencerminkan efek limpahan dari perang di Ukraina, dengan revisi penurunan yang tajam terutama untuk ekonomi yang paling terkena dampak pemotongan pasokan gas Rusia," kata IMF dalam laporannya, yang dikutip dari Deutsche Welle.

BERITA REKOMENDASI

Laporan itu juga menyebutkan "kondisi keuangan yang lebih ketat" untuk zona euro, dengan biaya pinjaman meningkat 50 basis poin pada bulan Juli lalu dan 75 basis poin pada bulan September.

Saat ditanya langkah apa yang seharusnya dilakukan pemerintah Italia untuk menghadapi gejolak ekonomi, Wakil Direktur Departemen Penelitian IMF Petya Koeva Brooks mengatakan, Roma harus “fokus pada pemberian dukungan kepada yang paling rentan dibandingkan dengan langkah-langkah yang lebih luas, dengan mengingat ruang fiskal yang berisiko dalam memastikan utang berada di jalur yang menurun di jangka menengah.”

Baca juga: Ancaman Resesi Global Hingga 28 Negara Minta Bantuan IMF, Begini Kondisi Ekonomi di Indonesia

Prospek ekonomi global yang suram

IMF mengungkapkan pertumbuhan PDB global tahun 2023 akan melambat menjadi 2,7 persen, turun dari perkiraan sebelumnya yaitu 2,9 persen.

Penurunan ini dipicu karena suku bunga yang lebih tinggi memperlambat ekonomi Amerika Serikat, sementara Eropa harus berjuang dengan lonjakan harga gas dan China yang berusaha pulih dari pandemi Covid-19 yang berkelanjutan dan melemahnya sektor properti.


Namun IMF mempertahankan proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun ini pada 3,2 persen, setelah pertumbuhan ekonomi global pada tahun 2021 mencapai 6 persen.

Pertumbuhan ekonomi AS tahun ini diproyeksikan hanya mencapai 1,6 persen, turun dari perkiraan sebelumnya 2,3 persen. IMF memperkirakan pertumbuhan ekonomi AS hanya mencapai 1 persen di tahun 2023.

Baca juga: Indonesia Tak Masuk Daftar Pasien IMF, Menko Luhut: Kita Tidak Boleh Jumawa

Sementara wabah Covid-19 di China telah menjadi penyebab terus-menerus masalah rantai pasokan. Pertumbuhan China diperkirakan akan meningkat menjadi 4,3 persen pada tahun 2023, lebih rendah dari yang diproyeksikan dalam pembaruan ekonomi China pada bulan Desember lalu dan turun 0,2 persen dari proyeksi IMF di bulan Juli.

Ekonomi dunia telah menghadapi banyak kendala, dengan perang di Ukraina menaikkan harga pangan dan energi yang sudah meningkat akibat pandemi Covid-19. Melonjaknya inflasi dan kenaikan suku bunga juga menjadi ancaman bagi ekonomi global.

"Kejutan tahun ini akan membuka kembali luka ekonomi yang hanya sembuh sebagian pasca-pandemi," kata Gourinchas.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas