Ekonomi Indonesia Aman, Bukan Salah Satu dari 28 Negara Yang Antre Minta Bantuan IMF
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) ini mengaku Indonesia cukup aman dalam penanganan pemulihan ekonomi pasca pandemi Covid-19.
Penulis: Reynas Abdila
Editor: Hendra Gunawan
![Ekonomi Indonesia Aman, Bukan Salah Satu dari 28 Negara Yang Antre Minta Bantuan IMF](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/ancaman-resesi-ekonomi-global-2023_20221002_192130.jpg)
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Investasi Bahlil Lahadalia memastikan Indonesia bukan bagian dari 28 negara yang tengah antre menjadi pasien International Monetary Fund atau Dana Moneter Internasional (IMF).
Kata Bahlil Lahadalia, negara peminjam dana kemungkinan tidak hanya berasal dari negara berkembang.
"Belum diumumkan negara-negara mana saja tapi indikasinya tidak hanya negara berkembang,
mungkin juga negara yang bukan berkembang bisa kena," kata Bahlil di Jakarta, Rabu (12/10/2022).
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) ini mengaku Indonesia cukup aman dalam
penanganan pemulihan ekonomi pasca pandemi Covid-19.
Menurutnya, investasi RI juga tetap tumbuh setelah pandemi dikendalikan melalui aksi kolaborasi stakeholders.
Baca juga: Jokowi Sebut 28 Negara Antre Ngutang ke IMF, Menkeu: Perlu Kolaborasi Antar Negara
"Leadership kepemimpinan Pak Jokowi sudah teruji dalam proses mengendalikan Covid-19, ini
tinggal bagaimana kita meraciknya," ungkap Bahlil.
Mantan Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) tersebut menekankan 28 negara
menjadi pasien IMF akibat perekonomian mereka tidak mampu pulih diawali dampak perang dagang antara Amerika Serikat dan China sejak 2018.
Kondisi perang dagang yang sejatinya sudah berat dilanjutkan dengan munculnya pandemi Covid-19 sehingga menyebabkan perekonomian banyak negara terkontraksi.
Pun, ditambah invasi militer Rusia ke Ukraina yang membuat krisis energi dan pangan di seluruh dunia.
"Ibaratnya daya tahan tubuh sudah lemah ditambah lagi pukulan perang antara Rusia dan Ukraina sehingga dampaknya ke semua negara dunia," tutur Bahlil.
Menteri Investasi menambahkan harga minyak dunia sebagai contoh nyata krisis energi dari mulanya 63 dolar AS per barel menjadi 100 dolar AS lebih per barel.
"Nilai tukar rupiah kita sudah Rp 15 ribu sementara Inggris sebagai negara hebat saja mengalami
krisis energi," katanya.
Baca juga: IMF dan Bank Dunia Sebut Resesi Global Semakin Suram pada 2023, Sepertiga Ekonomi Dunia Terkontraksi
Bahlil menilai Indonesia berhasil menjaga daya tahan perekonomian karena kemampuan menjaga fundamental, Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) terus disehatkan dengan defisit rendah.
Jaga Kekompakan Kuncinya