Menko Perekonomian Harap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Capai 5,2 Persen di Kuartal Empat
Sedangkan sisi eksternal, kata Airlangga, perdagangan mencatat surplus 35 milyar di bulan Januari hingga Agustus 2022.
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nitis Hawaroh
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto mengatakan, pertumbuhan ekonomi di Indonesia diharapkan mencapai 5,2 persen pada kuartal empat ditengah goncangan ekonomi global.
Menurut Airlangga, inflasi Indonesia relatif moderat yaitu 5,95 persen dibandingkan dengan negara lain. Kata dia, berbagai negara termasuk Amerika, inflasi di atas delapan persen dan Uni Eropa diatas sembilan persen.
Hal itu disampaikan Menteri Perekonomian, Airlangga Hartarto di acara Opening Ceremony Capital Market Summit and Expo secara virtual, Kamis (13/10/2022).
Baca juga: Jokowi Beberkan Resep Pemerintah Kendalikan Inflasi Meskipun Harga BBM Naik
"Ini adalah bukti kerjasama yang baik antara sektor fiskal dan moneter. Kerjasama semua pihak termasuk di pasar modal, ekonomi Indonesia mampu tumbuh sebesar 5 persen selama tiga kuartal terakhir. Di kuartal ketiga dan keempat kita juga berharap bisa mencapai target 5,2 persen," kata Airlangga.
Airlangga mengatakan, pada sisi konsumsi dan investasi, indeks keyakinan konsumen menunjukan hal positif. Lanjut dia, angka Purchasing Managers Index (PMI) mencapai 53,7 persen.
Adapun kredit perbankan, tumbuh 10 persen di bulan Juni 2022. Sedangkan sisi eksternal, kata Airlangga, perdagangan mencatat surplus 35 milyar di bulan Januari hingga Agustus 2022.
"Tentu ini didukung oleh beberapa komoditas andalan yaitu batubara, kelapa sawit dan nikel. Demikian pula cadangan devisa, rasio utang yang berada pada level aman," tuturnya.
Lebih lanjut, Airlangga menambahkan, fluktuasi tinggi yang terjadi di pasar modal tak berpengaruh buruk terhadap perekonomian.
Baca juga: Menko Airlangga: Industri Manufaktur Indonesia Terus Ekspansif, Inflasi pun Masih Terkendali
Berdasarkan catatannya, ekonomi Indonesia masih lebih baik dibandingkan negara Malaysia, China dan Amerika Serikat.
"Return daripada pasar modal kita, itu date nya masih sekitar 5 persen. Ini lebih baik dari beberapa market, seperti Malaysia minus persen 11 persen. Bahkan Sanghai dan China minus 18 persen, bahkan di US minus 24 persen," ucap dia.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.