Bangun Pabrik Seluas 2,2 Hektar di Kendal, CPRO Gelontorkan Dana Sebesar Rp120 Miliar
Perencanaan pembangunan fasilitas pembibitan di Bangka ini disebabkan karena permintaan akan benur dari Bangka cukup tinggi.
Penulis: Muhammad Zulfikar
Editor: Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Central Proteina Prima Tbk (CP Prima) melalui anak usaha PT Centralpertiwi Bahari (CPB), resmi mengoperasionalkan pabrik pengolahan makanan beku (Food Processing Plant) di Kawasan Industri Kendal pada hari Senin 17 Oktober 2022.
Paulius Juta, Wakil Presiden Direktur emiten bersandi CPRO itu menuturkan, fasilitas baru ini berdiri di lahan 2,2 hektar dengan kapasitas terpasang mencapai lebih dari 1.000 ton per bulan yang akan semakin mengukuhkan posisi perusahaan dalam industri makanan olahan beku.
PT Centralpertiwi Bahari merupakan anak usaha PT Central Proteina Prima Tbk yang memproduksi dan mendistribusikan produk olahan ikan dan udang beku baik ke pasar domestik maupun mancanegara. Tahun 2021, CPB memberikan kontribusi sebesar 14 persen terhadap pendapatan Perseroan.
Total biaya untuk membangun pabrik makanan boga bahari di Kendal adalah sekitar Rp 120 miliar. Perseroan telah mengeluarkan sekitar Rp 38 miliar dari dana internal untuk membeli tanah dan membangun fasilitas produksi pada tahun 2021 lalu, dan proses pembangunan ini akhirnya dapat terselesaikan dan diresmikan pada hari ini.
Baca juga: Pemerintah Jepang Berencana Tingkatkan Kuota Pemagang untuk Industri Makanan Beku
Ekspansi bisnis Perseroan tak usai sampai disini. Sebelumnya, Armand Ardika selaku Corporate Secretary CPRO mengatakan, Perseroan mempunyai rencana untuk membangun pabrik produksi makanan hewan kesayangan berikut gudangnya, serta beberapa capex lain seperti membangun fasilitas pembibitan udang di Bangka.
Perencanaan pembangunan fasilitas pembibitan di Bangka ini disebabkan karena permintaan akan benur dari Bangka dalam beberapa waktu terakhir cukup tinggi.
Pendanaan program capex ini sebagian besar berasal dari dana internal Perseroan, walaupun tentunya tidak tertutup kemungkinan bahwa Perseroan dapat mendapatkan kredit investasi dari bank-bank yang tertarik untuk mendanai berbagai program capex Perseroan.
Perseroan melihat bahwa pasca pandemi, banyak anggota masyarakat sudah beraktivitas di luar rumah dan bisnis makanan tidak mengalami penurunan, sehingga Perseroan fokus untuk menghasilkan produk makanan boga bahari yang baik, berkualitas baik dan harga terjangkau.
Baca juga: Indonesia Bidik Kerja Sama Perdagangan Makanan Beku dengan Kenya
Dari sisi makanan hewan kesayangan, Perseroan saat ini melihat bahwa pertumbuhan pasar domestik masih tetap tumbuh 30 persen, namun Perseroan mulai mengembangkan pasar ekspor untuk menjaga momentum pertumbuhan penjualan makanan hewan kesayangan.
Untuk bisnis pakan ikan, Perseroan sedang mengembangkan bibit ikan nila yang tahan untuk budidaya di air payau (high salinity). Untuk bisnis pakan udang, Perseroan sedang melakukan pengembangan jumlah teknisi agar dapat mendampingi para petambak untuk mengelola proses budidaya supaya produktivitas dari tambak-tambak udang terjaga di tengah perubahan cuaca.
Perseroan menargetkan penjualan pada tahun 2022 tumbuh 5-10 persen dari penjualan pada tahun 2021, dan menjaga level Net Profit Margin yang sama atau lebih meningkat sedikit dari tahun 2021, agar market share Perseroan tetap terjaga dan sekaligus juga menghasilkan kinerja keuangan yang baik.