Kelola Sampah Plastik, Danone-Aqua Gandeng UNDP Jalankan Program Gradasi
Gradasi merupakan upaya edukasi kepada rumah ibadah dalam mengelola sampah, sehingga bantu para pengurus rumah ibadah mengumpulkan sampah plastik.
Penulis: Choirul Arifin
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Laporan Wartawan Tribunnews, Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Danone-Aqua bekerjasama dengan United Nations Development Programme (UNDP) dan Tim Koordinasi Nasional Penanganan Sampah Laut (TKN PSL) meneken nota kesepahaman (MoU) program Gerakan Sedekah dan Kolekte Sampah Indonesia (GRADASI) di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur.
GRADASI merupakan upaya edukasi kepada rumah ibadah dalam mengelola sampah. Program ini membantu para pengurus rumah ibadah mengumpulkan sampah plastik
Karyanto Wibowo, Sustainable Development Director Danone Indonesia, mengatakan kolaborasi lintas sektor ini bertujuan mengubah perilaku masyarakat dalam mengurangi, mengelola, dan memilah sampah melalui penerapan pendekatan keagamaan sebagai penggerak ekonomi sirkular.
Dia mengatakan, keterlibatan perusahaannya di program ini untuk mendukung inisiatif pemerintah mengubah perilaku penanganan sampah plastik dan mendekatkan pengelolaan sampah plastik di masyarakat, sekaligus meningkatkan persentase pengumpulan sampah.
Baca juga: Perlunya Kolaborasi untuk Menurunkan Jumlah Sampah Plastik di laut
"Ini sejalan dengan misi serupa yang dilakukan perusahaan dalam kampanye #BijakBerpelastik,” ujar Karyanto dalam keterangan pers tertulis, Kamis, 20 Oktober 2022.
Dia menjelaskan, program ini fokus pada 3 hal yaitu pengembangan infrastruktur pengumpulan sampah, edukasi ke konsumen dan masyarakat serta inovasi kemasan produk.
Berdasar kajian LPEM UI #Bijakberplastik mampu meningkatkan 17 persen sampah plastik yang didaur ulang dan mengurangi hingga 14 persen sampah plastik di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) dan menurunkan kebocoran PET bekas ke lingkungan dari 3.1 persen ke 2.5 persen.
Dia mengatakan, semua sampah yang berhasil dikumpulkan diambil dan dikelola oleh mitra-mitra Danone-Aqua di berbagai daerah termasuk Labuan Bajo didaur ulang kembali menjadi bahan baku kemasan botol baru atau barang lain yang bernilai guna.
Di Labuan Bajo, sampah yang terkumpul dikelola mitra lokal, Kole Project.
Perusahaan juga menfasilitiasi pengadaan kotak sedekah sampah (dropbox) dan juga pendampingan edukasi pada rumah ibadah yang dilakukan melalui modul edukasi Sampahku Tanggung Jawabku (SAMTAKU).
Sejak April 2021, program GRADASI berhasil mengumpulkan sekitar 90 ton sampah dengan melibatkan 100 masjid, 35 gereja, 92 sekolah dan 98 pesantren di Jawa, Gorontalo, Tapanuli, Lombok dan Labuan Bajo. Ke depan program ini akan melibatkan rumah ibadah lain seperti Pura, Klenteng dan Vihara di Indonesia.
Dirjen Pengelolaan Sampah, Limbah dan B3 (PSLB3) KLHK, Rosa Vivien Ratnawati mengajak semua pihak, swasta serta pemuka agama untuk mengambil bagian dalam proses edukasi pengelolaan sampah di tengah masyarakat.
"Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang religius, bergabungnya masjid dan gereja dalam GRADASI dapat membangun kesadaran lebih bagi masyarakat,” ujarnya.
Kanni Wignaraja, Assistant Secretary-General, Assistant Administrator and Director of the Regional Bureau for Asia and the Pacific UNDP, mengatakan lembaganya akan terus mendukung upaya Pemerintah Indonesia untuk mewujudkan komitmennya dalam mengurangi sampah di laut hingga 70 persen pada 2025.
“Kami percaya melalui kolaborasi lintas sektor yang dibangun melalui GRADASI dapat mendukung terciptanya ekosistem pengelolaan sampah yang terintegrasi sehingga mampu mengurangi sampah plastik di laut,” ungkapnya.