Akademisi: Produk Tembakau Alternatif Berbeda dari Rokok
Produk tembakau alternatif menghasilkan uap bukan asap yang memiliki risiko lebih rendah terhadap penggunanya.
Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Arif Tio Buqi Abdulah
Laporan wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Peneliti Yayasan Pemerhati Kesehatan Publik (YPKP) Amaliya menjelaskan produk tembakau alternatif menerapkan sistem pemanasan dalam penggunaannya dengan suhu yang terkontrol.
Dirinya mengungkapkan hasil dari penggunaan produk tembakau alternatif berupa uap, bukan asap.
“Sangat disayangkan bahwa informasi yang beredar di publik selama ini tentang produk tembakau alternatif menghasilkan asap adalah suatu kekeliruan. Produk tembakau alternatif menghasilkan uap bukan asap yang memiliki risiko lebih rendah terhadap penggunanya,” kata Amaliya dalam keterangannya, Sabtu (22/10/2022).
Menurutnya, hal ini justru bertolak belakang dengan asap rokok. Amaliya meneruskan asap rokok dihasilkan dari pembakaran pada suhu 600 derajat Celcius.
Sehingga asap rokok mengandung berbagai senyawa berbahaya, salah satu diantaranya adalah TAR yang merupakan senyawa padat, solid berwarna kekuningan yang dapat memicu terjadinya penyakit kanker.
Baca juga: Akademisi: Indonesia Perlu Kajian Produk Tembakau yang Dipanaskan
Berdasarkan data National Cancer Institute Amerika Serikat, TAR yang dihasilkan dari pembakaran rokok, mengandung berbagai senyawa karsinogenik yang dapat memicu kanker.
Dari sekitar 7 ribu bahan kimia yang terkandung dalam asap rokok, 2 ribu di antaranya ditemukan di TAR.
Adapun menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC) Amerika Serikat, merokok berpotensi meningkatkan risiko penyakit jantung koroner dan stroke sebanyak dua sampai empat kali.
"Dengan penerapan sistem pemanasan yang dapat meminimalisasi risiko kesehatan akibat proses pembakaran, produk tembakau alternatif dapat menjadi salah satu opsi yang dikedepankan untuk membantu perokok dewasa beralih dari kebiasaannya,” ucap Amaliya.
Amaliya mengungkapkan sejumlah kajian ilmiah baik di dalam maupun luar negeri menunjukkan bahwa produk tembakau alternatif memiliki pengurangan risiko produk hingga 90 persen-95% lebih rendah daripada rokok.
Baca juga: Akses Informasi tentang Produk Tembakau Alternatif Diharapkan Dapat Diperluas
Atas dasar tersebut, sejumlah negara seperti Filipina baru-baru ini, serta Inggris, Korea Selatan, Jepang, hingga Selandia Baru mendukung penggunaan produk tembakau alternatif.
Hal ini dilakukan untuk menekan prevalensi merokok dan menjadikannya sebagai opsi beralih dari rokok.
Pemerintah Indonesia sudah seharusnya melakukan langkah serupa demi menurunkan angka perokok sekaligus menciptakan perbaikan kualitas kesehatan publik.
“Melihat bukti-bukti ilmiah yang ada, pemerintah harus memanfaatkan potensi dari produk ini dan mendukungnya melalui regulasi yang tepat dan dibedakan dari rokok,” pungkasnya.