Dukung Pengurangan Sampah, Industri Mulai Hadirkan Produk Tools Ramah Lingkungan
perusahaan di bidang manufaktur global, menunjukkan komitmennya untuk mendukung penanganan sampah plastik
Penulis: Sanusi
Editor: Muhammad Zulfikar
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Lembaga OECD Global Plastics Outlook yang berbasis di Paris, Prancis mencatat 460 juta ton plastik digunakan tahun lalu.
Jumlahnya hampir dua kali lipat dibanding 5 tahun sebelumnya, dibutuhkan inovasi untuk mengerem limbah plastik.
Di sisi lain, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menyebut total sampah nasional pada 2021 mencapai 68,5 juta ton. Dari jumlah itu, sebanyak 17 persen, atau sekitar 11,6 juta ton, disumbang oleh sampah plastik.
Baca juga: Hasil Brand Audit Tunjukkan AMDK sebagai Penyumbang Sampah Plastik Terbesar di Sungai Ciliwung
Melihat berbagai masalah tersebut, Stanley Black And Decker (SBD), perusahaan di bidang manufaktur global, menunjukkan komitmennya untuk mendukung penanganan sampah plastik dengan meluncurkan seri produk yang ramah lingkungan.
Selain menggunakan bahan daur ulang ini, kemasan Black+ Decker Reviva juga dapat terurai dengan sendirinya sehingga konsumen dapat berkontribusi untuk menurunkan emisi karbon.
Seperti diketahui, semakin mudah sebuah kemasan didaur ulang, maka semakin rendah emisi karbon yang dihasilkan sehingga sangat bagus untuk keberlangsungan lingkungan hidup.
Baca juga: Wujudkan Pelabuhan Ramah Lingkungan, Indonesia Serius Terapkan Onshore Power Supply
Sementara dari sisi baterai, dapat diisi ulang Black+ Decker Reviva telah berfokus pada penyediaan metode daur ulang baterai dan alat akhir masa pakai yang ramah lingkungan di semua merek.