Bank Dunia Kucurkan Dana Tambahan Senilai 500 Juta Dolar AS untuk Bantu Ukraina
Bank Dunia telah mencairkan dana tambahan senilai 500 juta dolar AS untuk membantu perekonomian Ukraina
Penulis: Mikael Dafit Adi Prasetyo
Editor: Choirul Arifin

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mikael Dafit Adi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON – Bank Dunia menyatakan telah memberikan dana tambahan senilai 500 juta dolar AS untuk membantu perekonomian Ukraina yang ekonominya porak-poranda karena invasi Rusia.
"Invasi Rusia terus menyebabkan kehancuran besar-besaran pada infrastruktur Ukraina, termasuk jaringan air, sanitasi, dan listrik. Saat musim dingin mendekat, akan semakin membahayakan rakyat Ukraina," kata David Malpass, Presiden Grup Bank Dunia.
“Porsi baru pembiayaan yang dikucurkan dapat digunakan untuk mempertahankan layanan penting pemerintah. Kami berdiri teguh untuk mendukung rakyat Ukraina saat mereka menghadapi krisis yang tak tertandingi ini,” imbuhnya.
Akhir bulan lalu Inggris juga telah mengumumkan pemberian pinjaman senilai 500 juta dolar AS yang berasal dari pembiayaan Bank Internasional untuk rekonstruksi dan pembangunan kembali Ukraina.
Dilansir dari Channel News Asia, Selasa (25/10/2022) Bank Dunia telah memobilisasi total 13 miliar dolar AS dalam pembiayaan darurat untuk Ukraina, di mana 11,4 miliar dolar AS telah dicairkan sepenuhnya.
IMF Pertimbangkan Bantuan Tambahan
Awal bulan ini, Dana Moneter Internasional (IMF) sedang mempertimbangkan permintaan pinjaman Ukraina untuk dana darurat sebesar 1,3 miliar dolar AS.
Baca juga: Presiden Jerman Kunjungi Kyiv saat Barat Pertimbangkan Rencana Bangun Kembali Ukraina
Pejabat IMF untuk Eropa, Alfred Kammer mengatakan Ukraina dapat menerima tambahan 1,3 miliar dolar AS untuk pembiayaan darurat.
Ukraina telah menyatakan mereka membutuhkan 5 miliar dolar AS per bulan dalam pembiayaan eksternal untuk menjaga kelangsungan perekonomiannya.
Baca juga: Israel Tolak Permintaan Senjata Ukraina
Menurut Aljazeera, IMF telah memberikan 1,4 miliar dolar AS dalam bentuk dana darurat ke Ukraina pada bulan Maret lalu, tak lama setelah perang dimulai.