Menko Luhut: Hadapi Ancaman Resesi Harus Kompak
Menurut Luhut, ketidakpastian global tahun depan menjadi tugas bersama baik itu pemerintah maupun di kalangan masyarakat.
Penulis: Reynas Abdila
Editor: Muhammad Zulfikar
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menko Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan meminta seluruh pihak menjaga kekompakan menyikapi ancaman resesi 2023.
Menurut Luhut, ketidakpastian global tahun depan menjadi tugas bersama baik itu pemerintah maupun di kalangan masyarakat.
"Mari kita bekerja bersama-sama kita harus kompak menghadapi tekanan global yang menerpa semua negara di dunia," kata Luhut dalam webinar bertemakan Ancaman Resesi Global: Transisi Ekonomi Hijau di Persimpangan Jalan, Senin (24/10/2022).
Baca juga: Luhut: Presiden Jokowi Minta Tony Blair Promosikan Ibu Kota Nusantara ke Dunia Internasional
Menko Luhut optimistis Indonesia bisa menjadi negara maju pada 2045 meski saat ini dibayangi ancaman resesi ekonomi global.
Rasa optimis tersebut disebabkan pencapaian ekonomi Indonesia saat ini yang berjalan dengan baik, satu diantaranya pertumbuhan ekonomi pada Kuartal II 2022 sebesar 5,44 persen.
"Sampai hari ini di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo, kita masih mampu memitigasi banyak masalah-masalah," urainya.
Kata Luhut, Indonesia juga terbukti tidak masuk dalam daftar pasien International Monetary Fund atau Dana Moneter Internasional (IMF). Bahkan IMF memproyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia akan bergerak positif di kisaran 4-5 persen tahun 2023.
Baca juga: Pemerintah Optimis RI Akan Jadi Negara Maju pada 2045 Meski Ada Resesi, Ini Langkah yang Ditempuhnya
"Itu dibarengi dengan investasi yang terus meningkat dan Indonesia masih menyandang status investment grade," tuturnya.
Untuk mencapai target menjadi negara maju, kata Luhut, ada lima langkah strategis yang mesti dilakukan. Pertama, Indonesia harus mampu mengendalikan proses recovery atau pemulihan dari pandemi Covid-19, termasuk potensi ancaman pandemi lain di masa depan.
Yang kedua menjalankan transformasi struktural ekonomi Indonesia dari ekonomi berbasis komoditas menuju ekonomi berbasis industri yang bernilai tambah. Ketiga, peningkatan efisiensi ekonomi yang semakin dimasifkan melalui digitalisasi.
Kemudian keempat, penguatan ketahanan ekonomi melalui pendekatan bottom up atau bawah, seperti melalui dana desa. "Terakhir yang kelima, secara berkelanjutan melakukan transformasi ekonomi menuju low carbon economy," pungkas purnawirawan jenderal TNI bintang empat tersebut.
Energi Fosil
Koordinator Penyiapan Program Konservasi Energi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Qatro Romandhi menyampaikan Kementerian ESDM menyusun strategi pengurangan energi fosil.
Baca juga: Jaga Keuangan Negara di Tengah Ancaman Resesi, Faisal Basri Minta Pemerintah Tunda Pembangunan IKN
"Kementerian ESDM memiliki beberapa strategi implementasi dalam mengurangi pemanfaatan energi fosil dan perencanaan energi baru terbarukan (EBT) jangka panjang," kata Qatro.