Xi Jinping Jadi Presiden Lagi, Sederet Saham Teknologi China Kompak Anjlok
Kebijakan ekonomi yang diterapkan Xi Jinping selama masa kepemimpinannya termasuk kebijakan nol-Covid, belakangan telah memberikan tekanan
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, BEIJING – Pasar bursa saham HongKong terpantau menunjukkan pergerakan negatif, usai terpilihnya Xi Jinping sebagai Sekretaris Jenderal Partai Komunis sekaligus Presiden China untuk periode ketiga.
Kebijakan ekonomi yang diterapkan Xi Jinping selama masa kepemimpinannya termasuk kebijakan nol-Covid-19, belakangan telah memberikan tekanan yang meluas bagi investor.
Hingga sejumlah raksasa teknologi China mengalami perlambatan pertumbuhan dan merugi miliaran dolar.
Kondisi ini makin diperparah dengan adanya pembatasan ekspor akibat konflik perdagangan antara Beijing dengan AS.
Baca juga: Xi Jinping Pilih 6 Loyalisnya Jadi Anggota Komite Tetap Politbiro, Ini Sosok Mereka
Alasan tersebut yang kemudian membuat para investor nekat menjual saham milik perusahaan-perusahaan China pada perdagangan Senin (25/10/2022).
Mereka khawatir apabila kebijakan pasar di era Presiden Xi Jinping akan semakin diperketat, sehingga memicu timbulnya pembengkakan kerugian lebih lanjut.
“Saham teknologi tidak pernah menjadi sahabat terbaik Xi dan jelas bahwa pasar berpikir bahwa pembersihan akan terus berlanjut,” Justin Tang, kepala penelitian Asia di United First Partners.
Pasca aksi jual ini, bursa saham teknologi di China seperti Alibaba dan Tencent terpantau amblas sebanyak 11 persen, disusul perusahaan Baidu dengan penurunan 12 persen serta saham Meituan yang tenggelam lebih dari 14 persen.
Menyusul yang lainnya JD.com dan Pinduoduo dilaporkan menghadapi penjualan besar-besaran hingga indeks sahamnya turun sekitar 50 persen selama tahun ini. Tak hanya itu penurunan serupa juga terjadi pada indeks Hang Seng Enterprises sebanyak 7 persen, serta indeks Shanghai Shenzhen CSI 300 (CSI300) yang anjlok hingga hampir 3 persen.
Baca juga: Xi Jinping akan Memimpin China untuk Periode Ketiga
“Kontrol ekspor AS baru-baru ini menimbulkan krisis eksistensial tidak hanya untuk ambisi teknologi China, tetapi juga bagian dari sektor teknologi domestiknya.," kata Pemimpin The Economist Intelligence Unit (EIU) Nick Marro.
Imbas dari terpilihnya Xi Jinping sebagai presiden tiga periode juga menyeret nilai Yuan jatuh ke level terendah terhadap Greenback pada perdagangan Selasa (25/10/2022) dimana Yuan anjlok 438 basis poin menjadi 7,1668 terhadap dolar AS. Penurunan ini lantas memperpanjang kerugian Yuan di hari sebelumnya.