Amerika Serikat Menjauh dari Resesi, Laju Ekonomi Tumbuh 2,6 Persen di Kuartal III 2022
Pertumbuhan ekonomi AS melesat lebih tinggi apabila dibandingkan dengan kuartal sebelumnya yang hanya naik 0,6 persen
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON - Ekonomi Amerika Serikat (AS) mencatatkan kinerja positif dengan tumbuh sebesar 2,6 persen pada kuartal ketiga 2022.
Pertumbuhan ekonomi AS melesat lebih tinggi apabila dibandingkan dengan kuartal sebelumnya yang hanya naik 0,6 persen.
"Secara keseluruhan, sementara rebound 2,6 persen pada kuartal ketiga lebih dari membalikkan penurunan pada paruh pertama tahun ini, kami tidak berharap kekuatan ini akan dipertahankan," jelas Paul Ashworth, kepala ekonom Capital Economics, dikutip CNBC International.
Baca juga: Pemerintah Sebut UMKM Mampu Jadi Ujung Tombak Hadapi Resesi
Capaian tersebut didapat setelah perdagangan Amerika menguat akibat ditopang peningkatan daya konsumsi masyarakat AS, di tengah gejolak inflasi serta kenaikan suku bunga Federal Reserve (The Fed) yang melaju cepat.
Bureau of Economic Analysis (BEA) mencatat setidaknya laju belanja jasa atas barang telah meningkat sebesar 2,8 persen, sementara angka konsumsi pribadi di AS naik 1,4 persen selama tiga bulan terakhir.
Tak hanya itu kegiatan ekspor juga terseret naik hingga Produk Domestik Bruto (PDB) melesat ke level 14,4 persen.
Meski ekonomi AS kembali tumbuh pada kuartal III 2022, namun analis tetap memperingatkan adanya ancaman pelemahan ekonomi yang hingga saat ini masih belum terhindarkan.
Ini terlihat dari menurunnya minat belanja barang masyarakat yang merosot jadi 1,2 persen, dampak dari perang Rusia-Ukraina.
Baca juga: Mendag Zulkifli Hasan Minta Pengusaha Cari Peluang Pasar Ekspor di Tengah Ancaman Resesi Ekonomi
Belum diketahui apakah pertumbuhan ekonomi AS dapat mempengaruhi kebijakan The Fed untuk kembali mengambil langkah hawkish atau justru melonggarkan kebijakan moneternya.
Namun sejauh ini hampir sebagian besar para pejabat AS telah setuju untuk terus menaikan suku bunga sebesar 75 bps pada Desember mendatang, meski investor kompak menyerukan pelonggaran kebijakan untuk mencegah perlambatan ekonomi yang lebih dalam.
“Pasar sudah mem-priced in kenaikan 75 bps lagi. Namun, saya ingin mengingatkan jika kenaikan suku bunga sebesar 75 bps tidak akan selamanya. Kita harus memastikan untuk tidak mengetatkan kebijakan terlalu ketat.” ujar Mary Daly, Presiden The Fed San Francisco yang mendukung kebijakan Dovish.
Kendati ekonomi AS belum sepenuhnya lepas dari ancaman resesi, namun pasar keuangan telah memberikan respon positif usai perilisan data pertumbuhan inflasi.
Seperti indeks Dow Jones Industrial Average yang terpantau menguat 5,3 persen dengan memperoleh lebih dari 300 poin selama penutupan perdagangan Wall Street Kamis (27/10/2022).