Pemerintah Dorong Pengembangan Bisnis Mie Sagu Via Marketplace
Potensi sagu Indonesia yang besar dapat menjadi solusi atau menjawab tantangan krisis pangan dunia.
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Willy Widianto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mie berbahan dasar sagu memiliki potensi dan peluang usaha yang besar saat ini, bahan baku mudah didapatkan karena diproduksi di daerah sendiri.
Mie sagu selain menjadi makanan khas Kabupaten Meranti Provinsi Kepulauan Riau juga sebagai oleh-oleh khas daerah.
Ini menjadi alasan dari pengembangan usaha mie sagu. Karena itu, dibutuhkan dukungan dari pemerintah, menggalakkan produk olahan sagu sebagai alternatif tepung terigu sehingga sagu bisa dimaksimalkan untuk sumber pangan nasional, dimana salah satu olahan sagu yang mudah dipasarkan adalah mie sagu.
Baca juga: Mentan SYL Dorong Papua Barat Jadi Penghasil Sagu berkualitas
Dirjen Perkebunan Kementerian Pertanian (Kementan), Andi Nur Alam Syah mengatakan Kementan mengatakan, pemerintah tentunya hadir membantu petani dan pelaku usaha perkebunan, melakukan pembinaan dan terus mendorong peningkatan nilai tambah produk, dan berinovasi untuk pengembangannya.
Potensi sagu Indonesia yang besar ini dapat menjadi solusi atau menjawab tantangan krisis pangan dunia. Dalam pengembangan sagu harus memberdayakan petani lokal dan memperhatikan positioning serta memperbaiki kemasan produk agar dapat bersaing dipasar domestik dan internasional
"Tidak kalah penting, perlunya penguatan pasar melalui e-commerce serta pengembangan produk turunannya dengan varian rasa olahannya," kata Andi dalam pernyataannya yang diterima Tribun, Sabtu(29/10/2022).
Baca juga: Festival Ulat Sagu Resmi Dibuka, UMKM Mulai Berjualan di Tengah Hutan Sagu
Diharapkan kata Andi sagu pada masa mendatang dapat dikembangkan secara luas dengan dukungan anggaran yang lebih memadai dan melibatkan banyak stakeholders agar produk sagu Indonesia semakin dikenal dunia dan petani Indonesia sejahtera.
Sementara itu Pengusaha Mie Sagu KUBE Rumbia Lestari, Henny berbagi kisahnya dalam mengembangkan produk turunan sagu.
Henny mulai mengembangkan usaha mie sagu sejak tahun 2018 dengan beranggotakan 5 orang dan respon masyarakat sangat tinggi.
“Salah satu upaya yang kami lakukan untuk mengembangkan usaha mie sagu ini, promosi melalui media sosial dan mengikuti berbagai event atau pameran yang diadakan pemerintah ataupun swasta,” ujarnya.
“Penjualan mie sagu (basah) kami saat ini masih di dalam daerah, dijual dengan harga Rp.3.500/bungkus dengan berat 350 gr,” tambah Henny.
Henny menambahkan, mengingat kesadaran masyarakat akan makanan sehat semakin tinggi ia ikut membantu menyediakan mie sehat berbahan baku sagu.
Untuk generasi muda milenial agar semakin giat mensosialisasikan kesadaran makanan sehat dan meningkatkan semangat berwira usaha khususnya pengembangan dan pemasaran mie sagu yang saat ini belum banyak pemainnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.