Pemerintah Sebut Konservasi dan Efisiensi Energi Jadi Kunci Mitigasi Perubahan Iklim
Panas ekstrem, perubahan ekosistem dan kenaikan permukaan air laut menjadi ancaman nyata bagi masyarakat global saat ini.
Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan, konservasi dan penggunaan efisiensi energi menjadi kontributor nyata dalam memitigasi perubahan iklim dan pemanasan global.
Staf Khusus Menteri ESDM Bidang Strategi Pencapaian Transisi Energi, Ego Syahrial mengatakan, hal tersebut perlu dilakukan.
Lantaran panas ekstrem, perubahan ekosistem dan kenaikan permukaan air laut menjadi ancaman nyata bagi masyarakat global saat ini, terlebih bagi Indonesia sebagai negara kepulauan.
Baca juga: Duh, Penelitian Tunjukkan Konsumsi Burger Berdampak Buruk untuk Perubahan Iklim
"Jika kita bicara pada tatanan global, saat ini semua negara berupaya menjaga kenaikan suhu global hingga 1,5 derajat celcius untuk menghindari dampak bencana global dan perubahan iklim," ucap Ego dalam keterangan dikutip Senin (31/10/2022).
"Antara lain panas ekstrem, naiknya permukaan laut, punahnya beberapa makhluk hidup, perubahan ekosistem, dan punahnya terumbu karang serta kerusakan pada ekosistem laut," sambungnya.
Langkah-langkah mitigasi perubahan iklim perlu dilakukan untuk mencegah atau memperlambat terjadinya perubahan iklim dengan menurunkan emisi karbon seperti yang tertuang dalam dokumen Nationally Determined Contribution (NDC).
Pemerintah Indonesia telah berkomitmen untuk menurunkan emisi gas rumah kaca sebesar 29 persen pada tahun 2030 terhadap skenario business as usual dengan usaha sendiri.
Dan penurunan emisi gas rumah kaca sebesar 41 persen pada tahun 2030 terhadap skenario business as usual dengan bantuan internasional.
"Khusus sektor energi, angka tersebut diterjemahkan menjadi penurunan emisi sebesar 314 juta ton CO2e pada tahun 2030. Sampai dengan tahun 2021, realisasi penurunan emisi gas rumah kaca sektor energi mencapai 70 juta ton CO2e," lanjut Ego.
Menurutnya, pekerjaan besar ini tidak mungkin dilakukan tanpa kerjasama yang baik dari semua pihak dan dengan dukungan masyarakat untuk meningkatkan kesadaran terkait dengan mitigasi perubahan iklim dan upaya riil dan konsisten dari segenap pihak.
Baca juga: Dekarbonisasi Industri Disebut Cegah Krisis Iklim Menjadi Krisis Ekonomi Nasional
Indonesia sendiri telah menargetkan net zero emission pada tahun 2060 mendatang dan menyusun langkah langkah konkret ke arah itu dengan melaksanakan 4 pilar menuju negara emisi nol bersih atau Net Zero Emission (NZE).
"Keempat pilar yang dimaksud yaitu memasifkan penggunaan energi baru terbarukan, meningkatkan elektrifikasi untuk seluruh sektor sehingga tidak lagi menggunakan BBM, menyalurkan energi energi yang berasal dari energi baru terbarukan ke pulau pulau yang memang membutuhkan, dan melakukan konservasi dan efisiensi energi," pungkasnya.