Tanam Modal Untuk Kawasan Industri di Banten, Wilmar Siap Tarik Investor
Wilmar berinvestasi untuk pengembangan Kawasan Industri Terpadu (KITW) Serang, Banten.
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Wilmar berinvestasi untuk pengembangan Kawasan Industri Terpadu (KITW) Serang, Banten.
Kawasan seluas 800 hektare (ha) tersebut saat ini telah dikembangkan menjadi salah satu investasi andalan di daerah tersebut.
Direktur Project dan Technical Wilmar Erik Tjia mengatakan, pertumbuhan investasi memang melambat akibat pandemi, namun hal itu diprediksi akan segera meningkat setelah perekonomian pulih.
Baca juga: Fakta Persidangan Ungkap Wilmar Sudah Penuhi DMO Minyak Goreng
Erik optimistis menggeliatnya ekonomi akan berdampak positif terhadap bisnis kawasan industri.
“Kami berharap, nilai investasi yang masuk akan terus meningkat,” tutur Erik Tjia dalam pres conference (28/10/2022).
KITW Serang telah menyumbang kontribusi positif terhadap daerah melalui pembayaran pajak daerah, penyerapan tenaga kerja sebanyak 70-80 persen berasal dari masyarakat lokal, dan dampak berganda (multiplier-effect) lainnya.
Erik menjelaskan, dari total lahan yang dicadangkan untuk pengembangan KITW seluas 800 ha, sebanyak 200 ha telah dimanfaatkan untuk kepentingan Wilmar, berupa pembangunan pabrik minyak goreng, beras, margarin, biodiesel, tepung, jetty, packaging, dan perumahan karyawan.
Investor yang telah masuk ke kawasan tersebut adalah Perusahaan Gas Negara (PGN) dan PT Baja Putra Deli.
KITW memiliki status istimewa karena menyandang status sebagai Proyek Strategis Nasional sesuai Peraturan Presiden (Perpres) 58 Tahun 2017, yang dapat mempermudah pengurusan perijinan di daerah. Dia berharap agar mendapat kemudahan dalam perizinan dan dukungan dari pemerintah pusat dan daerah demi mempercepat pertumbuhan investasi.
“Investasi adalah salah satu tumpuan dalam pertumbuhan ekonomi,” ujar Erik.
Menurut Business Unit Head PT Multimas Nabati Asahan Serang, grup Wilmar Tenang Sembiring, sebagai kawasan industri, KITW dilengkapi dengan berbagai fasilitas, seperti jalan aspal yang memiliki akses ke tol, suplai gas hingga 20 juta standar kaki kubik per hari (million standard cubic feet per day/ MMSCFD), pasokan listrik hingga 500 mega watt (MW), air, serat optik, sistem hidran, pengolahan sampah (incineration plant), pengolahan limbah air (water treatment), fasilitas publik, dan keteta api.
“Kami berencana terus mengembangankan kawasan ini,” ujarnya
Tenang menambahkan, sejak empat tahun terakhir pihaknya telah mengoperasikan mobil listrik untuk kepentingan operasional di dalam kawasan tersebut. Hal itu dimaksudkan untuk mendukung program pemerintah sekaligus membantu menurunkan emisi.