Harga BBM Mahal, Joe Biden Gertak Perusahaan Minyak yang Manfaatkan Runyamnya Ekonomi AS
Presiden Amerika Serikat Joe Biden mengumumkan rencana baru menaikkan biaya pajak pada perusahaan minyak yang mematok tinggi harga BBM-nya.
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON – Presiden Amerika Serikat Joe Biden mengumumkan rencana baru menaikkan biaya pajak pada perusahaan minyak yang mematok tinggi harga bahan bakar di tengah memanasnya kondisi ekonomi akibat perang Rusia dan Ukraina.
Pernyataan ini dilontarkan Joe Biden setelah sejumlah raksasa minyak di negaranya melaporkan lonjakan pendapatan yang besar selama serangan Rusia ke Ukraina berlangsung.
CNBC International mencatat setidaknya ExxonMobil telah mencapai keuntungan 18,7 miliar dolar AS di kuartal ketiga 2022.
Jumlah tersebut melonjak tiga kali lipat menjadi yang terbesar dalam 152 tahun di sejarah Exxon.
Peningkatan pendapatan juga dialami raksasa minyak Shell yang dilaporkan telah menghasilkan laba sebesar 9,5 miliar dolar AS di sepanjang 2022.
Lima perusahaan minyak terbesar AS lainnya juga turut mencetak laba lebih dari 60 miliar dolar AS pada kuartal kedua 2022, naik lebih dari 50 persen bila dibandingkan dengan keuntungan di 2008.
“Keuntungan mereka adalah rejeki nomplok perang. Sudah waktunya bagi perusahaan-perusahaan ini untuk menghentikan pencatutan perang mereka.” jelas Biden pada Senin (31/10/2022).
Baca juga: Biden Kecam Perusahaan Minyak yang Cari Untung di Tengah Perang Ukraina, Ancam Naikkan Pajak
Lonjakan keuntungan ini yang kemudian membuat Biden geram, hingga pihaknya nekat melontarkan ancaman kenaikan pajak yang lebih tinggi bagi perusahaan minyak yang ada di negaranya.
Mengingat selama ini para perusahaan tersebut menjual bahan bakar minyak dengan harga yang fantastis, melonjak ke level tertinggi dari harga di tahun lalu.
Harga satu galon atau sekitar 3,7 liter BBM dibanderol 3,76 dolar AS atau sekitar Rp 58 ribu (satuan kurs Rp 3,76 dolar AS).
Baca juga: Perusahaan Minyak AS Untung Hampir Tiga Kali Lipat Saat Perang Ukraina, Biden Buat Kebijakan Baru
Kebijakan kenaikan pajak diambil Biden mengikuti langkah para politisi seluruh Eropa yang belakangan ini tengah berupaya menerapkan pajak keuntungan pada perusahaan yang mengelola bahan bakar fosil.
Dengan langkah ini Biden berharap agar harga minyak yang dipasarkan di AS dapat melandai, menjelang pemilihan presiden AS yang akan digelar pada 2024 mendatang.
Sebelum melontarkan ancaman kenaikan pajak, Biden diketahui telah berulang kali menyerukan langkah untuk menurunkan harga BBM.
Baca juga: Biden Berencana Jual Cadangan Minyak AS Guna Atasi Kenaikan Harga Bensin
Joe Biden bahkan turut melepas 165 juta barel cadangan minyak mentah AS di sepanjang 2022 dengan tujuan untuk meningkatkan produksi di kilang perusahaan minyak, sehingga mereka dapat mengatasi krisis dan membuat harga BBM yang dipasarkan di AS dijual dengan harga yang terjangkau.