Shell Jual BBM RON 92 Lebih Murah dari Pertamax Pertamina, Bakal Ditegur Pemerintah Seperti Vivo?
Pertamax 92 milik Pertamina dibanderol senilai Rp13.900 per liter atau selisih Rp350 dari harga Shell Super.
Penulis: Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Shell melakukan penyesuaian harga untuk bahan bakar minyak (BBM) yang dijual mulai 1 November 2022.
Produknya di kelas RON 92 yakni Shell Super yang setara dengan Pertamax 92 milik Pertamina, kini lebih murah menjadi Rp13.550 dari sebelumnya Rp14.150 per liter.
Sementara Pertamax 92 dibanderol senilai Rp13.900 per liter atau selisih Rp350 dari harga Shell Super.
Dengan menjual BBM lebih murah dari Pertamina yang merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN), akankah pihak Shell akan mendapat teguran dari Pemerintah khususnya Kementerian ESDM seperti layaknya Vivo beberapa waktu lalu?
Baca juga: Daftar Harga BBM Shell dan Pertamina 1 November 2022 Alami Turun Harga, Mana yang Lebih Murah?
Diketahui, saat Vivo menjual produknya yakni jenis Revvo 89 seharga Rp8.900 mendapat teguran karena lebih murah dari Pertalite RON 90 milik Pertamina yang baru saja dinaikkan pemerintah menjadi Rp10.000 per liter.
Pihak Kementerian ESDM saat itu meminta manajemen Vivo untuk melakukan penyesuaian harga, dan hasilnya harga Revvo 89 mengalami kenaikan menjadi Rp 10.900 per liter.
Dikutip dari laman shell.co.id, harga BBM Shell Super kini dijual dengan harga Rp 13.550 dari harga sebelumnya Rp 14.150.
Sedangkan harga BBM Shell V-Power dijual dengan harga Rp 14.210 dari harga sebelumnya Rp 14.150.
Harga BBM Shell V-power Nitro+ juga turun, dari sebelumnya Rp 15.230 menjadi Rp 14.560.
Sedangkan harga Shell V-Power Diesel naik menjadi Rp 18.840 per liter, di mana sebelumnya produk BBM di kelas cetane (CN) 51 tersebut seharga Rp 18.450 per liter.
Begitu pula dengan produk Shell Diesel Extra yang harganya naik menjadi Rp 18.380 per liter untuk wilayah Jawa Timur dan Rp 18.780 per liter untuk wilayah Sumatera Utara.
Vice President Corporate Relations Shell Indonesia, Susi Hutapea menjelaskan, Shell melakukan penyesuaian harga dari waktu ke waktu. Pertimbangannya didasari oleh sejumlah hal.
“Shell melakukan penyesuaian harga dari waktu ke waktu sejalan dengan ketentuan dan peraturan pemerintah mengenai harga jual BBM, dan dengan mempertimbangkan berbagai faktor seperti Mean of Platts Singapore (MOPS), kondisi dan volatilitas pasar, nilai tukar mata uang asing, pajak pemerintah dan bea cukai, biaya distribusi dan biaya operasional, kinerja perusahaan serta aktivitas promosi yang sedang berjalan,” ujar Susi dikutip dari Kontan, Rabu (2/11/2022).
