Saham Cloud Meningkat Usai The Fed Indikasikan Lebih Banyak Kenaikan Suku Bunga di Masa Mendatang
Saham cloud sangat sensitif terhadap kenaikan suku bunga karena investor lebih suka memilih saham perusahaan dengan pendapatan yang lebih kuat
Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON - Saham perangkat lunak cloud mengalami kenaikan pada perdagangan Rabu (2/11/2022), di tengah kekhawatiran kenaikan suku bunga akan bertahan lebih lama dari yang diperkirakan sebelumnya.
Awalnya, bursa saham bergerak lebih tinggi setelah Federal Reserve AS (The Fed) mengumumkan kenaikan suku bunga acuan sebesar 75 basis poin.
Namun setelah Gubernur The Fed Jerome Powell mulai berbicara pada konferensi pers bank sentral, ekuitas membalikkan kenaikannya dan jatuh ke posisi terendah.
Baca juga: Startup Anda Terintegrasi dengan Cloud Computing? Ini 5 Aspek yang Bisa Anda Hemat!
Melansir dari CNBC, Powell mengungkapkan data menunjukkan "tingkat akhir" suku bunga akan lebih tinggi dari yang diproyeksikan bank sentral AS.
Saham cloud sangat sensitif terhadap kenaikan suku bunga karena investor lebih suka memilih saham perusahaan dengan pendapatan saat ini yang lebih kuat.
Perusahaan penyedia layanan cloud Billl.com, Twilio, dan Cloudflare masing-masing kehilangan 10 persen dari valuasinya pada Rabu dan turun setidaknya 53 persen sepanjang tahun ini.
Pada tahun ini, bank sentral AS dan negara lain telah berulang kali menaikkan suku bunga untuk mencegah kenaikan harga makanan, energi dan barang-barang lainnya dengan cepat.
Sementara itu, untuk perusahaan yang membayar dividen tunai kepada investor, seperti IBM, yang menjadi satu-satunya saham teknologi berkapitalisasi besar tahun ini, risikonya lebih rendah.
Ketika suku bunga rendah, terutama selama awal pandemi Covid-19 pada awal 2020, popularitas perangkat lunak cloud melambung dan saham melonjak. Pendapatan di perusahaan dengan pertumbuhan tinggi meningkat dua kali lipat atau bahkan tiga kali lipat. Namun sentimen pasar kini telah berubah.
Baca juga: The Fed Dongkrak Suku Bunga Acuan, Isyaratkan Kenaikan yang Lebih Kecil di Masa Mendatang
Salah satu ukuran stok cloud, WisdomTree Cloud Computing Fund, turun 51 persen untuk tahun ini, dibandingkan dengan kenaikan 110 persen pada 2020. Sementara indeks S&P turun 21 persen tahun ini.
Pada Rabu, WisdomTree turun 7,5 persen, penurunan paling tajam sejak Juni. Indeks Nasdaq Composite yang sarat teknologi turun 3,4 persen, sedangkan S&P 500 turun 2,5 persen.
Pecundang terbesar di sektor ini adalah ZoomInfo, perusahaan penyedia data untuk tenaga penjualan dan pekerja lainnya. CEO dan pendiri ZoomInfo, Henry Schuck, mengatakan pada Selasa (1/11/2022), meskipun perusahaan memberikan pertumbuhan pendapatan 46 persen secara year-on-year, perusahaan telah mengalami tantangan sehubungan dengan kondisi ekonomi makro.
“Saat kami melewati Q3, kami mulai melihat peningkatan tekanan makro pada kesepakatan, menyebabkan tingkat tinjauan kesepakatan meningkat dan siklus penjualan memanjang lebih jauh,” kata Schuck pada selama konferensi laporan pendapatan dengan para analis
Dia menambahkan, karena ini dimulai sangat terlambat di kuartal ini, "itu hanya sedikit mempengaruhi hasil Q3. Tren perpanjangan ini terus berlanjut hingga Q4, dan kami memperkirakan hal itu akan berdampak pada pertumbuhan dalam jangka pendek.”
Baca juga: The Fed Kembali Naikkan Suku Bunga, Rupiah Kembali Melemah ke Arah Rp15.700 per Dolar AS
Pada hari Rabu, pembuat perangkat lunak sumber daya manusia Paycom mengumumkan profitabilitas kuartal ke-33 berturut-turut. Namun saham perusahaan ini masih turun sekitar 8 persen dalam aksi jual Rabu.