Jepang Dilanda Krisis Energi, Warga Diminta Hemat Listrik di Musim Dingin 2022
Pemerintah Jepang sampai memberlakukan penghematan listrik pada 126 juta warganya selama musim dingin mendatang,
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEW.COM, TOKYO – Menipisnya pasokan yang didapat Jepang membuat negeri itu dilanda krisis energi. Pemerintah Jepang sampai memberlakukan penghematan listrik pada 126 juta warga Jepang selama musim dingin mendatang, tepatnya mulai Desember 2022.
"Pemerintah meminta rumah tangga dan bisnis untuk menghemat listrik antara Desember hingga Maret, tanpa keluar dari jalan mereka untuk melakukannya," jelas juru bicara pemerintahan Jepang.
Rencana ini digagas setelah pasokan gas LNG di Jepang mengalami penyusutan akibat terdampak perang Rusia dan Ukraina, sebelum invasi berlangsung Jepang diketahui menjadi salah satu eksportir terbesar Rusia. Bahkan selama satu tahun terakhir Rusia telah menyumbang lebih dari 10 persen gas LNG bagi masyarakat Jepang.
Ketergantungan inilah yang kemudian membuat Jepang sulit melepaskan diri dari pasokan Rusia, namun setelah Barat dan para sekutu kompak menjatuhkan sanksi embargo pada energi Rusia membuat pasokan ekspor gas LNG ke negeri sakura ikut terdampak.
Alasan ini yang membuat pemerintah Jepang menyerukan langkah penghematan, dalam pengumuman yang disampaikan Menteri Perindustrian Jepang Nishimura Yasutoshi pemerintah Jepang meminta agar para pelaku industri, perusahaan besar hingga rumah tangga di negaranya untuk melakukan penghematan energi listrik sebesar satu persen.
Langkah ini diambil karena pemerintah khawatir apabila stok gas Jepang tidak dapat mencukupi kebutuhan pemerintah selama musim dingin nanti. Terlebih saat ini Jepang tengah mengalami lonjakan harga gas alam cair.
Apabila nantinya konsumsi energi perusahaan dan rumah tangga bisa dipangkas sebesar 1 persen, Yasutoshi memperkirakan bahwa kapasitas listrik di negaranya dapat meningkat sebanyak 3 persen. Stok ini nantinya akan dialihkan untuk membantu mencukupi kebutuhan 15.000 toko serba ada selama sehari.
"Pemerintah meminta agar orang-orang melepas pakaian tebal mereka di dalam ruangan dan mematikan lampu yang tidak digunakan. Kami percaya bahwa pengurangan 1 persen dalam penggunaan listrik oleh semua kantor akan cukup untuk memberi daya pada sektor lainnya," ujar Yasutoshi yang dikutip dari RT news.