HIMKI: Target Ekspor Mebel dan Kerajinan Indonesia 5 Miliar Dolar AS di 2024
HIMKI mendorong peningkatan kinerja dan kontribusi sektor mebel dan kerajinan terhadap ekonomi nasional.
Penulis: Lita Febriani
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews, Lita Febriani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) berupaya mendorong peningkatan kinerja dan kontribusi sektor mebel dan kerajinan terhadap ekonomi nasional.
Ketua Presidium HIMKI Abdul Sobur, menyebut target ekspor industri mebel dan kerajinan mencapai 5 miliar dolar AS pada tahun 2024.
Target ini menurut HIMKI dan Pemerintah dianggap bukan sesuatu yang sulit untuk dicapai, mengingat potensi yang dimiliki Indonesia cukup besar mulai dari ketersediaan bahan baku yang berlimpah dan peluang pasar yang terus tumbuh didukung oleh sumber daya manusia yang cukup mumpuni pada industri ini.
"Kita juga bisa melihat peluang pasar global yang semakin terbuka dan terus bertumbuh didorong oleh maraknya pembangunan hotel, area komersil dan perkantoran baru, serta perkembangan smart city termasuk pembangunan perumahan golongan menengah-atas atau real estate yang diproyeksikan akan menciptakan permintaan yang cukup besar akan produk mebel dan kerajinan nasional," tutur Abdul Sobur, Kamis (10/11/2022).
Dengan menjamurnya pembangunan hotel dan restoran seiring dengan perkembangan pariwisata nasional juga ikut berkontribusi dalam meningkatkan permintaan di pasar lokal saat ini.
Sayangnya, para pelaku industri masih juga dihadapkan pada berbagai permasalahan.
Antara lain sulitnya mendapatkan bahan baku sesuai kebutuhan, masih terbatasnya promosi dan pemasaran, belum berkembangnya kualitas produk dan desain, kurangnya ketersediaan tenaga kerja siap pakai yang memiliki etos kerja yang tinggi dan integritas yang kuat, serta penggunaan teknologi tinggi produksi yang belum merata dan akses permodalan yang dinilai masih terkendala.
Baca juga: Tangkap Potensi Pasar, Industri Mebel dan Kerajinan Siap Unjuk Gigi di IFEX 2022
Atas dasar tersebut di atas HIMKI mencoba untuk memetakan permasalahan tersebut dengan lebih mendalam dan sekaligus merumuskan solusi terbaik yang dikemas dalam suatu dokumen berupa Grand Strategy Plan (GSP) Industri Mebel dan Kerajinan Nasional.
GSP merupakan landasan para stakeholder dalam pengambilan keputusan. GSP disusun dengan maksud dan tujuan mencapai sejumlah sasaran strategis dalam mengembangkan industri mebel dan kerajinan nasional yang disusun untuk jangka waktu 4 tahun periode 2022-2025.
Baca juga: Pengusaha Mebel Jepara Pusing, Kontainer Kosong Langka di Jateng, Harga Meroket 500 Persen
Sebagai dokumen yang hidup, maka GSP ini dapat ditinjau kembali setiap tahunnya sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan.
"Secara internal organisasi GSP bertujuan untuk memberikan pedoman kepada pengurus HIMKI dalam mengembangkan industri mebel dan kerajinan nasional sehingga dalam melaksanakan semua program kegiatannya berjalan secara efektif, efisien, terukur, konsistensi dan terintegrasi, serta berkelanjutan," jelasnya.
GSP juga diharapkan menjadi landasan para pemangku kebijakan dalam merumuskan suatu kebijakan agar sesuai dengan kebutuhan industri saat ini.
"Dalam merealisasikan target ekspor 5 miliar dolar AS di tahun 2024, khususnya dan lebih jauh lagi dalam upaya kita bersama untuk menyukseskan Indonesia menjadi negara produsen dan eksportir terbesar di kawasan regional dan terkemuka di dunia tentunya perlu dukungan dari para stakeholder khususnya dukungan dari Pemerintah," terang Abdul Sobur.
Untuk itu, diperlukan suatu forum bersama yang mempertemukan seluruh stakeholder terkait untuk membahas rencana aksi yang telah disusun oleh HIMKI yang dikemas dalam strategi induk yang disebut Grand Strategy Plan Industri Mebel dan Kerajinan Nasional 2022-2025.
"Pertemuan ini juga nantinya bisa menjadi ajang bersama dalam menyusun program-program kementerian/lembaga pemerintah ke depan, sehingga program yang dibuat sesuai dengan yang dibutuhkan oleh para pelaku usaha Industri Mebel dan Kerajinan Nasional," ucapnya.