APRIL Beberkan Tata Kelola Mitigasi Iklim di Net Zero Summit B20 Bali
Salah satu side event pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Nusa Dua, Bali, adalah pertemuan B20 yang dihadiri dunia usaha
Penulis: Choirul Arifin
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews, Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Salah satu side event pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Nusa Dua, Bali, adalah pertemuan B20 yang dihadiri dunia usaha dari berbagai sektor.
Pada diskusi panel Net Zero Summit yang menjadi rangkaian acara B20 di Bali, Jumat, 11 November 2022 kemarin, salah satu materi bahasan menarik adalah tentang mitigasi iklim.
Sihol Aritonang, Direktur Utama Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP), unit operasional APRIL Group mengatakan, dampak perubahan iklim kini menjadi potensi risiko yang dihadapi perusahaan-perusahaan yang harus dikelola sebagaimana risiko bisnis lainnya.
Baca juga: Lewat Pengelolaan Sumber Daya Hutan, Perhutani Siap Penuhi Target Net Zero Emission 2060
“Secara eksternal, semakin banyak tuntutan kepada bisnis untuk mengungkapkan rencana keberlanjutannya dan tanggap untuk mengatasi masalah iklim," ujarnya.
"Dunia bisnis diharapkan dapat banyak berkontribusi dalam pencapaian target iklim tersebut dan inilah yang kami lakukan di APRIL,” ujar Sihol.
Sihol menjelaskan, di perusahaannya terdapat Komite Manajemen Eksekutif yang memimpin penerapan keberlanjutan dan mitigasi iklim yang diimplementasikan dalam setiap divisi bisnis, mulai dari fiber operations hingga pengembangan masyarakat.
Selain itu, APRIL memiliki kelompok independen yang terdiri dari ahli kehutanan dan social Stakeholder Advisory Comitee (SAC) yang mengawasi pelaksanaan komitmen keberlanjutan APRIL dan memberikan masukan mengenai mitigasi iklim untuk bisnis.
Baca juga: Begini Upaya Pertamina Capai Target Net Zero Emissions 2060
Sihol menjelaskan, target dan aksi nyata APRIL2030, yang merupakan komitmen keberlanjutan satu dekade APRIL juga turut mendorong percepatan pengembangan tata kelola mitigasi iklim di perusahaan.
Lewat implementasi APRIL2030, APRIL mempraktikkan tata kelola untuk pengambilan keputusan strategis misalnya mengenai peningkatan energi terbarukan dalam bauran energi di operasional APRIL dan implementasi program konservasi dan restorasi perusahaan.
“Kedepannya, kami memfokuskan upaya mengelola dampak terkait iklim dan memastikan bahwa dampak tersebut terintegrasi ke dalam strategi dan manajemen risiko perusahaan," ungkapnya.
"Perubahan iklim memang “berbiaya” tetapi ekonomi rendah karbon juga membuka peluang bagi pelaku bioekonomi seperti kami,” ujar Sihol.
Dia menyebutkan, proses memasukan tata kelola iklim dalam governance perusahaan sendiri bergantung terhadap empat hal.
Yakni, struktur tata kelola yang memfokuskan agenda keberlanjutan dan mitigasi iklim, mengidentifikasi dan menilai risiko dan peluang terkait iklim yang dikembangkan dalam komitmen APRIL2030 perusahaan.
Baca juga: Begini Upaya Pertamina Capai Target Net Zero Emissions 2060
Dua lainnya, yakni integrasi risiko dan peluang terkait perubahan iklim ke dalam strategi perusahaan, proses manajemen risiko, dan keputusan investasi serta menjaga dialog dengan multistakeholder untuk upaya pembelajaran.
APRIL Group sendiri sejak lama aktif melakukan upaya mitigasi iklim, utamanya dalam mendukung pemerintah untuk mencapai net sink pada 2030 dari industri kehutanan atau FOLU (Forest and Other Land Uses) Net Sink.
Di sektor hulu, hal tersebut dijalankan lewat konservasi kawasan, perlindungan keanekaragaman hayati, dan menerapkan kebijakan zero tolerance pada deforestasi. Sementara di sisi hilir, dijalankan melalui peralihan ke penggunaan bahan bakar terbarukan serta berinvestasi pada teknologi sirkular.
Sihol menambahkan, perusahaannya memiliki visi keberlanjutan APRIL2030, yang salah satu targetnya adalah mencapai Iklim Positif dengan menargetkan penggunaan 90 persen energi terbarukan untuk kebutuhan pabrik, yang saat ini telah mencapai 87 persen berdasarkan audit terakhir yang dilakukan.
Pihaknya juga bekerjasama dengan KPMG PRI untuk memberikan assurance atas tata Kelola pengelolaan lahan dan komitmen keberlanjutan.