Capai Net Zero Emission 2060, Industri Pertambangan Jalankan Program Dekarbonisasi
Pemerintah mendorong pembangunan ekonomi berkelanjutan dengan penerapan prinsip ekonomi hijau atau yang dikenal dengan green economy.
Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah mendorong pembangunan ekonomi berkelanjutan dengan penerapan prinsip ekonomi hijau atau yang dikenal dengan green economy.
Green economy merupakan suatu gagasan ekonomi yang memiliki tujuan demi meningkatkan kesejahteraan serta kesetaraan sosial di masyarakat, selain itu juga untuk mengurangi risiko kerusakan lingkungan secara signifikan.
Secara makna, green economy dapat diartikan sebagai sebuah prinsip perekonomian yang rendah atau tidak menghasilkan emisi karbon dioksida terhadap lingkungan, berkeadilan sosial serta hemat sumber daya.
Baca juga: Antsipasi Krisis Energi, Holding BUMN Industri Pertambangan Kebut Program Kendaraan Listrik
Dalam Industri Mineral dan Batubara (Minerba), pemerintah telah membentuk holding industri pertambangan yang ikut berperan krusial dalam mendukung upaya penerapan ekonomi hijau di Indonesia.
Sebagai industri yang bergerak di bidang pertambangan, MIND ID, Mining Industry Indonesia, BUMN Holding Industri Pertambangan yang beranggotakan PT Aneka Tambang Tbk, PT Bukit Asam Tbk, PT Freeport Indonesia, PT Inalum (Persero), dan PT Timah Tbk turut mendukung target pemerintah Indonesia untuk bisa mencapai Net Zero Emission (NZE) pada 2060.
Direktur Utama MIND ID Hendi Prio Santoso mengatakan, MIND ID telah memiliki beberapa siasat dalam upaya transisi energi.
Salah satunya adalah mendukung gerakan pemerintah untuk melakukan terobosan dalam percepat pertumbuhan industri kendaraan listrik nasional.
Hal ini sejalan dengan tren dunia yang tengah bergerak ke arah penggunaan kendaraan yang hemat energi dan ramah lingkungan, demi menjalankan program reduksi karbon.
“Penerapan green mining dalam koridor good mining practice, MIND ID melihat bahwa segala sesuatu yang berkaitan dengan Environmental, Social, and Governance (ESG) merupakan hal penting serta sebuah investasi dan akan berdampak positif pada pengelolaan korporasi, serta kesinambungan dan keberlanjutan,” kata Hendi dalam keterangannya, Minggu (13/11/2022).
MIND ID bersama dengan tujuh BUMN lain sepakat menginisiasi carbon market yang dibuktikan dengan penandatanganan Letter of Intent (LOI) mengenai Proyek Pilot Perdagangan Karbon Kementerian BUMN Voluntary Carbon Market (KBUMN VCM), dan terus berkomitmen untuk mewujudkan program dekarbonisasi serta melakukan reduksi emisi karbon.
Baca juga: Ekspor Batubara Indonesia ke Eropa Melonjak, Polandia Importir Terbesar
Sepanjang 2021-2022, Holding Industri Tambang ini telah mengimplementasikan program-program carbon reduction dan carbon offset yang dapat mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK) lebih dari 400 ribu ton C02e atau sebesar 28 persen dari target pengurangan emisi pada 2030.
Pencapaian ini didorong kinerja anggota MIND ID, seperti PT Antam Tbk berkontribusi reduksi karbon sebanyak 47 ribu ton CO2e dengan program reklamasi pasca tambang dan rehabilitasi aliran sungai.
PT Bukit Asam Tbk tercatat 256 ribu ton CO2e, dengan program unggulan yang berdampak signifikan pada pengurangan karbon melalui Reklamasi dan Reforestation.
Sementara, PT Inalum (Persero) menyumbang penurunan karbon sebesar 60 ribu ton CO2e, dengan melakukan pengurangan efek anoda pada pot optimization.
Sedangkan, PT Timah Tbk menyumbang sebanyak 87 ribu ton CO2e, dengan mengubah penggunaan HSD menjadi biofuel (B30) serta carbon offset.
“Kami seluruh Grup Holding Industri Pertambangan telah menyiapkan dan terus mendorong program dekarbonisasi untuk jangka menengah dan jangka panjang. Pendekatan yang digunakan adalah circular economy yang berlandaskan prinsip good mining practice,” jelas Hendi.
“Harapannya ini dapat terus dimaksimalkan sehingga target NZE dapat terpenuhi pada tahun 2060," sambungnya.