Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Investor Kanada Kucurkan Rp 3 Triliun untuk Pengembangan Bandara Ramah Lingkungan di Kaltara

Canadian Commercial Corporation siap mendukung studi dan pengembangan green airport di Kalimantan Utara.

Editor: Sanusi
zoom-in Investor Kanada Kucurkan Rp 3 Triliun untuk Pengembangan Bandara Ramah Lingkungan di Kaltara
HO
Acara penandatangan Nota Kesepahaman bersama antara PT Whitesky Facility, Canadian Commercial Corporation, dan Pemerintah Provinsi Kaltara untuk melakukan studi dalam rangka pembangunan green airport, di Nusa Dua Bali, Minggu (13/11/2022) malam. 

TRIBUNNEWS.COM, NUSA DUACanadian Commercial Corporation siap mendukung studi dan pengembangan green airport di Kalimantan Utara (Kaltara).

Kabarnya, lembaga pendanaan resmi asal Kanada tersebut akan menggelontorkan dana investasi sebesar 200 juta dolar AS atau setara dengan Rp 3 triliun.

President and CEO Canadian Commercial Corporation, Robert Kwon, mengatakan rencana studi dalam pembangunan bandara di Kaltara ini sangat tepat dan diperlukan, terlebih provinsi ini memiliki sumber daya alam dibidang perikanan yang sangat luar biasa.

Baca juga: Hadiri Rapat Umum Anggota INACA, Menteri Perhubungan Minta Maskapai Tingkatkan Ketepatan Waktu

"Dengan adanya bandara ini diharapkan dapat meningkatkan nilai ekspor produk kelautan, dimana para akhirnya dapat meningkatkan perekonomian di Kaltara," ujar Robert Kwon pada acara Penandatangan Nota Kesepahaman bersama antara PT Whitesky Facility, Canadian Commercial Corporation, dan Pemerintah Provinsi Kaltara untuk melakukan studi dalam rangka pembangunan green airport, di Nusa Dua Bali, Minggu (13/11/2022) malam.

Baca juga: INACA: Kenaikan Biaya Tambahan Dari Tarif Batas Atas Merupakan Usulan Maskapai

Kegiatan ini merupakan salah satu rangkaian dari pertemuan lanjutan B20.

Robert mengatakan Canadian Commercial Corporation membantu pembangunan yang mempunyai potensi bisnis ke depan. Konsen dari lembaga ini bukan hanya sekedar pembiayaan semata, namun membantu pengguna dan transfer teknologi yang diterapkan, yang dikhususkan pada teknologi yang ramah lingkungan. Seperti solar panel, hydro energi, dan lainnya. Dimana hal ini juga pernah dilakukan di beberapa negara seperti Kolombia.

“Saat melakukan studi dalam waktu dekat ini, nanti kami akan melihat secara langsung potensi apa saja yang bisa kami lakukan di Kaltara. Terutama dalam membangun green airport yang nanti untuk mendukung ekspor dan impor hasil dari sumber daya alamnya, yaitu produk kelautan,” katanya dalam keterangan tertulisnya, Senin (14/11).

Robert juga mengatakan dari informasi awal yang didapatnya bahwa hasil kelautan dari Kaltara belum dioptimalkan dalam pemasaran dan pengemasan, sehingga banyak yang dijual secara metah ke negara lain. Dan untuk ini Canadian Commercial Corporation dapat membantu mulai dari penangkapan ikan, pembudidayanya, pengemasan hingga pengiriman hasil kelautan ini ke negara lain.

Ia menambahkan pada kerja sama yang telah dilakukan Canadian Commercial Corporation tidak hanya membangun bandara semata namun juga membantu memberikan teknologi kebandarudaraan yang ramah lingkungan dan efisien, bukan hanya sekedar membangun bandara yang besar namun memiliki pembiayaan yang mahal.

“Dalam studi yang akan kami dilakukan benar-benar sesuai dengan model bisnis yang mendukung kegiatan ekspor dan impor produk kelautan,” katanya.

Sementara itu, Wakil Ketua Umum KADIN Indonesia Bidang Perhubungan, Denon Prawiraatmadja mengatakan bahwa pihaknya merespons dengan cepat rencana pembangunan bandara khusus kargo ini dengan mendatangkan investor dari Kanada dengan pola kerjasama Closed Loop.

Kerja sama yang dimaksud ini adalah melibatkan nelayan untuk bisa bekerjasama dalam membudidayakan produk kelautan. Selain itu, Closed Loop program initiative merupakan salah satu visi Ketua Umum Kadin Indonesia, Arsjad Rasjid dalam mendorong UMKM di Indonesia.

“Dengan model ini kita juga ingin membangun kemampuan dari para nelayan, mulai dari penangkapan ikan yang modern dan ramah lingkungan, pengemasan hingga pemasaran yang lebih baik dengan mengoptimalkan fungsi bandara untuk pengiriman. Diharapkan dengan ini semua dapat meningkatkan kesejahteraan para nelayan di Kaltara,” katanya.

Denon juga berharap pada tahun 2024 studi dan profile investasi sudah dapat diimplementasikan di Kaltara, sehingga hal ini dapat mendukung pembangunan ekonomi daerah tersebut. Dan pihaknya juga berharap pada tahun 2024 di Kaltara sudah berdiri dan beroperasi green airport dengan pembiayaan dari investor Kanada.

“Dalam Nota Kesepahaman disepakati bahwa Canadian Commercial Corporation akan mendukung studi dan pengembangan green airport di Kaltara dengan total estimasi rencana investasi sebesar 200 juta dolar AS atau setara dengan Rp 3 triliun,” katanya.

Berita Rekomendasi
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas