KTT G20 Bali Digelar Besok, Intip Tujuan, Sejarah, Peran serta Daftar Anggota
KTT G20 sendiri singkatan dari Konferensi Tingkat Tinggi (KTT), sedangkan G20 adalah singkatan dari Group of Twenty.
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Hendra Gunawan
![KTT G20 Bali Digelar Besok, Intip Tujuan, Sejarah, Peran serta Daftar Anggota](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/pemimpin-negara-g20-berdatangan-ke-bali_20221114_125933.jpg)
Melansir dari portal resmi g20.org, KTT G20 beranggotakan 20 negara yang terdiri dari 19 negara maju dan berkembang termasuk Australia, Argentina, Brasil, Kanada, China, Uni Eropa, Jerman, Perancis, India, Indonesia, Meksiko, Jepang, Italia, Arab Saudi, Rusia, Afrika Selatan, Korea Selatan, Turki, Inggris, dan Amerika Serikat serta 1 lembaga Uni Eropa.
Untuk saat ini Presiden Amerika Serikat Joe Biden, Presiden China Xi Jinping, Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, serta Perdana Menteri India Narendra Modi, dan beberapa pemimpin dunia lainnya dikonfirmasi hadir dalam KTT G20 di Bali.
Sementara pemimpin negara yang kini tengah berseteru yakni Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy dipastikan alpha pada pertemuan G20 kali ini.
Peran KTT G20
Meski baru didirikan beberapa tahun silam, namun konferensi ini telah menyumbang peran penting khususnya untuk memecahkan beberapa permasalahan penting yang tengah dihadapi dunia, diantaranya meliputi
1. Penanganan Krisis Keuangan Global 2008
Kesuksesan terbesar G20 yaitu dukungannya dalam mengatasi krisis keuangan global tahun 2008 lalu. G20 dianggap sukses membantu dunia kembali ke jalur pertumbuhan dan mendorong beberapa reformasi penting di bidang finansial.
Dimana dalam permasalahan ini G20 memiliki peran untuk mengubah wajah tata kelola keuangan global dengan memberikan paket stimulus fiskal dan moneter yang terkoordinasi dalam skala sangat besar. Tak hanya itu kelompok ini juga turut mendorong peningkatan kapasitas pinjaman IMF dan berbagai development banks utama.
2. Kebijakan Pajak
Pada tahun 2012, G20 berhasil memacu Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi atau yang dikenal OECD untuk menghasilkan cikal bakal Base Erosion and Profit Shifting (BEPS) yang tentunya berperan penting bagi pajak untuk 139 negara di dunia.
3. Kontribusi dalam Penanganan Pandemi Covid-19
Selama dunia dihantam pandemi COVID-19 tepatnya sejak 2020 silam, G20 berinisiatif untuk memberikan penanganan pandemi dengan menerbitkan berbagai kebijakan baru mencakup penangguhan pembayaran utang luar negeri negara berpenghasilan rendah.
Tak hanya itu G20 juga turut memberikan Injeksi penanganan Covid-19 dengan menyuntikan dana segar hingga lebih dari 5 triliun USD (Riyadh Declaration), serta menurunkan biaya bea dan pajak impor, dan mengurangi bea untuk vaksin, hand sanitizer, desinfektan, serta alat medis dan obat-obatan lainnya.
Semua langkah tersebut dilakukan untuk mendorong perekonomian dunia yang sempat melemah akibat dihantam lonjakan COVID-19.
4. Isu lainnya
Tak hanya membahas perekonomian dunia, G20 juga bisa mengatasi berbagai isu Internasional lainnya. Termasuk perdagangan, iklim hingga pembangunan serta Konferensi Tingkat Menteri, Sherpa Meetings, Finance and Central Bank Deputies Meeting, Working Groups Meetings, dan Engagement Group Meetings.