Mengenal Lotus Pond, Landmark Terbesar di GWK yang Dipilih Jokowi untuk Menjamu Delegasi KTT G20
Sebagai tempat untuk jamuan makan malam, Lotus Pond merupakan landmark atau tengara terbesar di GWK yang dikenal sebagai alun-alun utama.
Editor: Muhammad Zulfikar
TRIBUNNEWS.COM, BALI - Delegasi negara-negara peserta KTT G20 Bali mengikuti kegiatan gala dinner yang diselenggarakan di kawasan wisata Garuda Wisnu Kencana (GWK), Bali pada Selasa, (15/11/2022) malam.
Presiden Republik Indonesia (RI) Joko Widodo (Jokowi) memilih kawasan GWK, tepatnya di area Lotus Pond sebagai tempat untuk menjamu makan malam para kepala delegasi dalam rangkaian dari kegiatan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20.
Sebagai tempat untuk jamuan makan malam, Lotus Pond merupakan landmark atau tengara terbesar di GWK yang dikenal sebagai alun-alun utama.
Baca juga: Ada Gala Dinner Delegasi KTT G20 Malam Ini, Kawasan GWK Disterilkan
Area outdoor ini dapat menampung hingga 7.500 orang. Lotus Pond memiliki pelataran luas yang membentang. Pemandangan ini terlihat sangat megah dengan tebing kapur yang berjejer di kanan dan kiri.
Pemandangan di titik tersebut semakin menawan dengan kehadiran Patung Garuda pada salah satu ujung deret tebing kapur.
Ada Patung Garuda Melangkah memasuki pintu utama Lotus Pond terdapat Tirta Agung atau air suci.
Pengunjung juga dapat menemukan dinding batu berukir atau relief di tempat ini.
Relief tersebut memuat kisah Garuda Wisnu Kencana hingga akhirnya menjadi tunggangan Dewa Wisnu yang diyakini oleh umat Hindu sebagai dewa pelindung jagat raya.
Lotus atau teratai melambangkan keindahan, kemakmuran, dan kesuburan. Bunga ini selalu dibawa oleh Dewa Wisnu.
Baca juga: KTT G20 di Bali Diharapkan Hasilkan Solusi Persoalan Dunia
Meski teratai memiliki akar di dalam lumpur, tetapi bunga ini mekar di atas permukaan dan menjadikan lotus sebagai simbol yang kaya akan kemanusiaan dan kosmos.
Direktur Operasional GWK Stefanus Yonathan Astayasa mengatakan bahwa jamuan makan malam di Lotus Pond akan dihadiri sekitar 300-400 orang.
“Sisanya, peserta G20 yang tidak ikut dalam jamuan makan malam bisa menyantap makan malam di restoran Jendela Bali,” imbuhnya dalam keterangan tertulis Senin (14/11/2022).
GWK punya keunikan dan karakter kuat Pada kesempatan tersebut, Stefanus menjelaskan bahwa GWK dipilih sebagai tempat jamuan makan malam karena memiliki keunikan dan karakter yang kuat.
“Sebagai ikon yang dibanggakan Bali dan Indonesia, kami bahagia bisa terpilih karena banyak delegasi ingin tahu sebenarnya, seperti apa destinasi ini,” katanya. Taman Budaya GWK awalnya dirancang Nyoman Nuarta sejak 1980-an. Pembangunan tempat ini membutuhkan waktu yang cukup lama dan dianggap hanya menghamburkan uang belaka, sampai akhirnya diterima masyarakat.