Bursa Saham Asia Rontok Diguncang Ledakan di Polandia dan Penguatan Dolar AS
Bursa saham di Asia turun pada perdagangan hari ini, Rabu (16/11/2022), menyusul kenaikan dolar AS dan ledakan yang terjadi di Polandia.
Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni
TRIBUNNEWS.COM, HONG KONG - Bursa saham di Asia turun pada perdagangan hari ini, Rabu (16/11/2022), menyusul kenaikan dolar AS dan ledakan yang terjadi di Polandia.
Dikutip dari Reuters, kekhawatiran atas potensi peningkatan ketegangan geopolitik mendorong penurunan 1 persen dalam indeks MSCI untuk saham Asia-Pasifik di luar Jepang.
Bursa saham Australia turun 0,4 persen, sedangkan indeks saham Nikkei Jepang turun 0,1 persen.
Indeks Hang Seng Hong Kong turun 1,1 persen dan indeks CSI 300 China turun 0,4 persen.
Baca juga: Bursa Saham Asia Melemah Jelang Rilis Data Ketenagakerjaan AS
Sektor properti di China yang kesulitan telah membebani pasar, dengan harga rumah baru jatuh pada level tercepatnya dalam lebih dari tujuh tahun terakhir pada Oktober, karena pembatasan Covid-19 dan masalah di seluruh industri.
Sementara indeks saham berjangka AS, e- mini S&P 500, turun 0,2 persen.
Pada awal perdagangan, pan-region Euro Stoxx 50 futures kehilangan 0,9 persen, indeks DAX futures Jerman turun 1 persen dan indeks FTSE futures jatuh 0,5 persen.
Polandia, yang juga anggota NATO, mengatakan pada hari ini sebuah roket buatan Rusia menewaskan dua orang di Polandia timur dekat perbatasan Ukraina.
Pemerintah Polandia telah memanggil dan meminta keterangan duta besar Rusia untuk Warsawa, setelah Moskow membantah bertanggung jawab atas ledakan itu.
"(Itu) mengganggu nada yang jauh lebih konstruktif di pasar selama tiga, empat hari terakhir," kata kepala strategi makro Asia Pasifik di State Street Global Markets di Hong Kong, Dwyfor Evans, yang mencatat optimisme di pasar keuangan bahwa Inflasi AS mendingin.
Presiden AS Joe Biden mengatakan AS dan sekutu NATO-nya sedang menyelidiki masalah itu, namun informasi awal menunjukkan ledakan itu kemungkinan bukan disebabkan oleh rudal yang ditembakkan dari Rusia.
"Saya pikir komentar Presiden Biden jelas mewakili pemerintah AS. Kecuali ada bukti sebaliknya, (kekhawatiran pasar) harus menghilang," kata kepala strategi global di LPL Financial di Charlotte, North Carolina, Quincy Krosby.
Baca juga: Saham Asia Terguncang, Analis Peringatkan Investor Untuk Waspada Menghadapi Musim Penurunan Laba
Safe-haven dolar AS memangkas kenaikan terhadap mata uang utama lainnya namun sebagian besar masih lebih tinggi, dipimpin oleh kenaikan 0,63 persen dolar AS versus yen Jepang.
Poundsterling kehilangan 0,32 persen, sedangkan dolar Australia yang sensitif terhadap risiko melemah 0,34 persen, sementara Euro tetap datar.
"Banyak berita utama yang terjadi hari ini tetapi ada perasaan bahwa ini tidak akan terjadi, pada tahap ini... menghasilkan peningkatan ketegangan, atau setidaknya tidak ada keinginan untuk pergi ke arah itu," kata analis mata uang senior di National Australia Bank di Sydney, Rodrigo Catril.
Minyak mentah AS merosot 0,74 persen menjadi 86,29 dolar AS per barel. Harga minyak naik pada perdagangan Selasa (15/11/2022) setelah berita bahwa pasokan minyak ke Hongaria melalui pipa Druzhba untuk sementara dihentikan karena penurunan tekanan.
Emas diperdagangkan sedikit lebih rendah, dengan emas spot diperdagangkan di 1.778,17 dolar AS per ons.