Kebal Resesi, Ketum WALI Optimis Industri Waralaba Alami Pertumbuhan Signifikan Pada 2023
Menurut dia, angka itu menjadi indikasi positif. Di 2020 terkena dampak, pada 2022 secara penjualan sudah pulih 80-100 persen.
Penulis: Endrapta Ibrahim Pramudhiaz
Editor: Hendra Gunawan
Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum Perhimpunan Waralaba & Lisensi Indonesia (WALI) Tri Raharjo optimis industri waralaba tak terkena dampak resesi global yang disebut akan terjadi tahun depan.
Tri berujar industri waralaba sudah banyak yang pulih pasca dihajar pada 2020.
Pada masa awal pandemi Covid-19, 90 persen bisnis waralaba lisensi dan kemitraan terdampak.
"Di awal 2022, kami melakukan survei pada pelaku industri. Hasilnya, sudah 80 persen pulih, bahkan ada yang 100 persen," kata Tri ketika ditemui usai upcara pembukaan Franchise & License Expo Indonesia (FLEI XIX) 2022 di Jakarta Convention Center, Jumat (18/11/2022).
Baca juga: Kemendag: IFRA 2022 Dapat Mendorong Waralaba Indonesia Ekspansi ke Luar Negeri
Menurut dia, angka itu menjadi indikasi positif. Di 2020 terkena dampak, pada 2022 secara penjualan sudah pulih 80-100 persen.
Menghadapi ancaman resesi global tahun depan, Tri mengatakan hal itu perlu disikapi secara bijak.
"Ini harus menjadi semacam peringatan agar kita hati-hati, tapi tidak boleh terlalu takut. Pandemi yang sulit saja bisa dilewati," ujarnya.
Tri optimis pelaku usaha waralaba akan mengalami pertumbuhan signifikan pada 2023.
Ia mengacu pada target pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal berikutnya, yaitu 5,3 persen.
Melihat angka itu, berarti Indonesia tidak akan terdampak resesi global dan pelaku industri waralaba mampu tumbuh signifikan.
"Karena dari pameran yang lalu dikunjungi itu 72 persen lebih jika dibanding sebelum pandemi. Saya kira itu indikasi yang baik," kata Tri.