Badan Pangan Nasional Minta Pemerintah Daerah Tingkatkan Cadangan Beras
Rachmi mengatakan, total cadangan beras saat ini, sebanyak 636.668 ton. Jumlah tersebut belum termasuk beras dan gabah yang ada di penggilingan
Penulis: Nitis Hawaroh
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nitis Hawaroh
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Distribusi Cadangan Pangan Badan Pangan Nasional, Rachmi Widiriani meminta Pemerintah Daerah untuk meningkatkan cadangan beras, sebagi antisipasi kondisi tahun 2023.
Menurutnya, hal itu juga sesuai arahan Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo untuk bersiap menghadapi ancaman krisis pangan, energi dan keuangan.
Hal itu dia sampaikan dalam Webinar Optimalisasi Penyerapan Cadangan Beras Pemerintah (CBP) yang berlangsung secara virtual, Rabu (23/11/2022).
Baca juga: Bulog Sebut Cadangan Beras Menipis, Kementan: Ada Stok Tersedia 6 Juta Ton
"Sehingga memang kita harus memperkuat cadangan pangan nasional, sebagai salah satu antisipasi situasi yang unpredictable di tahun kedepan," kata Rachmi.
Rachmi mengatakan, total cadangan beras saat ini, sebanyak 636.668 ton. Jumlah tersebut belum termasuk beras dan gabah yang ada di penggilingan, pedagang besar di rumah tangga.
Sedangkan, menurut Rachmi, cadangan pangan pemerintah daerah (CPPD) tahun 2022 masih tergolong belum ideal untuk mencukupi target Badan Pangan Nasional sebanyak enam juta ton beras, di tahun depan.
"Kalau kita totalkan, cadangan pangan pemerintah daerah (CPPD) provinsi, 5.485 ton. Untuk ukuran situasi seperti saat ini, indonesia dengan prevalensi kejadian bencana cukup tinggi itu jumlah segini memang belum ideal," tuturnya.
"Sehingga kita akan terus mendorong pemerintah daerah meningkatkan cadangan pangannya," sambungnya.
Baca juga: Kementan: Stok Beras Nasional Sampai Akhir Tahun Aman
Dikatakan Rachmi, sebelumnya produksi beras dalam lima bulan terakhir mengalami neraca negatif. Menurutnya, terjadi ketidakseimbangan antara kebutuhan dan produksi beras, sehingga menggerus stok produksi yang tersedia.
"Beberapa bulan terakhir kalau kita perhatikan neraca catatan kas BPS menunjukkan bahwa, jumlah kebutuhan ternyata lebih banyak. Sehingga terjadi devisit dan menggerus stok di tahun 2022," ujarnya.
Untuk itu, Rachmi berharap, dalam sisa waktu di tahun 2022 ini, produksi beras mampu mencapai target yang ditentukan sebesar enam juta ton.
"Kita berharap produksi di November dan Desember bisa mencapai sesuai target. Jadi tidak akan banyak menggerus stok yang ada," tegasnya.
Baca juga: Indef Minta Bulog Fokus Serap Beras Petani Dibanding Menekankan Impor
"Kita harus optimis produksi di dua bulan terakhir ini produksi masih sesuai target. Sehingga diharakan pada akhir tahun 2022 ini stok yang bisa di bawa ke 2023 di angka 6 jutaan (ton)," sambungnya.