Pejabat The Fed Beri Sinyal Perlambatan Kenaikan Suku Bunga
Risalah pertemuan The Fed Rabu (23/11/2022) kemarin mengindikasikan keputusan pejabat The Fed menaikkan suku bunga yang lebih kecil.
Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Editor: Choirul Arifin

Selama beberapa minggu terakhir, para pejabat The Fed telah berbicara secara serempak mengenai perlunya menjaga pertarungan melawan inflasi, sementara mereka juga mengindikasikan tindakan untuk menarik kembali tingkat kenaikan suku bunga.
Baca juga: Harga Minyak Dunia Amblas, Tergelincir Kebijakan Hawkish The Fed
Hal itu berarti, kemungkinan kuat kenaikan 0,5 poin persentase pada Desember, namun masih ada ketidakpastian di tahun depan setelah kenaikan suku bunga itu.
Pasar keuangan memperkirakan beberapa kenaikan suku bunga akan terjadi pada 2023, mendorong tingkat dana terminal menjadi sekitar 5 persen, dan kemudian memperlambat laju kenaikan sebelum tahun depan berakhir.
Pernyataan setelah rapat dari FOMC menambahkan kalimat yang ditafsirkan pasar keuangan sebagai sinyal bahwa The Fed akan melakukan kenaikan yang lebih kecil di bulan depan.
Kalimat itu berbunyi, “Dalam menentukan laju kenaikan di masa depan dalam kisaran target, Komite akan mempertimbangkan pengetatan kumulatif kebijakan moneter, kelambatan kebijakan moneter yang mempengaruhi aktivitas ekonomi dan inflasi, serta perkembangan ekonomi dan keuangan.”
Investor melihatnya sebagai persetujuan untuk mengurangi intensitas kenaikan, setelah empat kenaikan 0,75 poin persentase berturut-turut yang membawa suku bunga acuan pinjaman The Fed ke kisaran 3,75 persen hingga 4 persen, yang menjadi tingkat tertinggi dalam 14 tahun.
Kapan kenaikan suku bunga akan berakhir?
Beberapa pejabat The Fed mengatakan dalam beberapa hari terakhir, mereka mengantisipasi kemungkinan kenaikan setengah poin pada bulan Desember.
“Mereka sampai pada titik di mana mereka tidak perlu bergerak terlalu cepat. Itu membantu karena mereka tidak tahu persis berapa banyak pengetatan yang harus mereka lakukan,” kata mantan pejabat The Fed, Bill English, yang sekarang bekerja di Yale School of Management.
"Mereka menekankan kebijakan bekerja dengan kelambatan, jadi sangat membantu jika bisa berjalan sedikit lebih lambat," sambungnya.
Data inflasi akhir-akhir ini telah menunjukkan tanda-tanda yang menggembirakan, namun tetap jauh di atas target resmi bank sentral sebesar 2 persen. Indeks harga konsumen pada Oktober naik 7,7 persen dari tahun lalu, yang menjadi angka terendah sejak Januari.
Namun, indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi yang tidak termasuk makanan dan energi, menunjukkan kenaikan tahunan 5,1 persen pada September, naik 0,2 poin persentase dari Agustus dan menjadi angka tertinggi sejak Maret.
Beberapa pejabat The Fed mengatakan mereka melihat laporan tersebut secara positif, namun perlu melihat lebih banyak sebelum mereka mempertimbangkan untuk melonggarkan pengetatan kebijakan.
The Fed akhir-akhir ini telah menjadi target dari beberapa kritik karena tindakan agresifnya dalam memperketat kebijakan moneter.