Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Setengah Rakyat Italia Kini Berhemat Makanan dan Listrik karena Inflasi Makin Menggila

Rakyat Italia kini harus menurunkan jumlah makanan yang mereka beli dan mulai menghemat uang untuk kebutuhan pemanas maupun daya listrik.

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Choirul Arifin
zoom-in Setengah Rakyat Italia Kini Berhemat Makanan dan Listrik karena Inflasi Makin Menggila
The Local Italy
Banyak rakyat Italia kini harus menurunkan jumlah atau kualitas makanan yang mereka beli dan mulai menghemat uang untuk kebutuhan pemanas maupun daya listrik untuk mengantisipasi lonjakan harga. 

Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari

TRIBUNNEWS.COM, ROMA - Lebih dari separuh warga Italia harus menurunkan jumlah atau kualitas makanan yang mereka beli dan mulai menghemat uang untuk kebutuhan pemanas maupun daya listrik untuk mengantisipasi lonjakan harga.

Hasil penelitian yang dilakukan Asosiasi Petani Nasional Italia, Coldiretti, dan Pusat Studi Sosial Ekonomi Censis menunjukkan, inflasi telah merusak anggaran rumah tangga secara serius di Italia saat ini.

Hal itu menyebabkan 52 persen warga Italia memangkas pengeluaran mereka untuk makanan atau memilih produk dengan kualitas lebih rendah.

Penelitian menunjukkan bahwa di kalangan masyarakat berpenghasilan rendah, angka ini sudah mencapai 60 persen.

Produk alkohol dan kembang gula telah ditinggalkan oleh 44 persen warga Italia. Hampir 40 persen warga memilih untuk tidak membeli produk sosis, ikan dan daging.

Karena harga yang tinggi, sepertiga warga Italia tidak lagi mampu membeli makanan bayi. Selain itu, lebih dari 60 persen responden meyakini situasi tidak akan berubah pada 2023.

Berita Rekomendasi

Dikutip dari Sputnik News, Jumat (25/11/2022), Presiden Coldiretti, Ettore Prandini menekankan bahwa tantangan yang dihadapi rumah tangga secara langsung mempengaruhi bisnis, yang mengarah pada peningkatan biaya.

Baca juga: Inflasi Italia Pada Oktober 2022 Mencapai 11,8 Persen, Rekor Tertinggi Sejak 1984

Ia merinci, ada 13 persen perusahaan pertanian terpaksa ditutup, sementara 34 persen perusahaan masih merugi, karena tingginya harga.

Prandini menyatakan, ada 3 juta warga Italia kini harus mengajukan bantuan makanan, menggunakan dapur umum untuk orang miskin atau menerima kupon makanan gratis.

"Krisis energi di Eropa juga berdampak pada Italia," kata penelitian tersebut.

Menurut penelitian itu, 50 persen warga Italia lebih jarang menggunakan kompor listrik atau tidak menggunakannya sama sekali, hal yang sama berlaku untuk 35 persen pemilik kompor gas.

Baca juga: Ekonomi Susut, Rusia Dinyatakan Masuk Jurang Resesi

Di antara orang miskin, persentasenya bahkan lebih tinggi, masing-masing 54 persen dan 51 persen.

Selain itu, penelitian menunjukkan bahwa 55 persen warga Italia tidak menggunakan pemanas. Perangkat listrik, termasuk setrika, kipas angin, mesin cuci, dan penyedot debu, juga lebih jarang dinyalakan.

Pada Agustus lalu, Rusia menghentikan pasokan gas ke Eropa melalui pipa Nord Stream, mengutip keengganan Jerman untuk mengembalikan turbin gas ke Rusia setelah pemeliharaannya.

Baca juga: Morgan Stanley : Amerika Akan Terhindar dari Resesi pada 2023, Sedangkan Uni Eropa Diprediksi Anjlok

Kemudian pada akhir September, ledakan bawah air merusak jaringan pipa Nord Stream di Laut Baltik, mencegah pasokan di masa mendatang sampai pekerjaan perbaikan selesai.

Berkurangnya pasokan gas Rusia dan gangguan ekspor lainnya yang disebabkan oleh sanksi Barat terhsdap Rusia karena melakukan invasi ke Ukraina, telah menyebabkan pertumbuhan cepat inflasi dan harga energi di Uni Eropa (UE).

Ini kemudian mempengaruhi jutaan rumah tangga di semua negara anggota.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas