Jelang Pertemuan FOMC, The Fed Isyaratkan Sikap Hawkish: Suku Bunga Diprediksi Naik 75 Basis Poin
Indeks CPI di Amerika telah menunjukkan pemulihan, namun hal tersebut tak lantas mendorong The Fed untuk menyerukan sikap dovish.
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Seno Tri Sulistiyono

Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, CALIFORNIA – Bank-bank besar di pasar Wall Street memprediksi kenaikan suku bunga lanjutan yang akan dilakukan The Fed, menjelang pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) yang akan digelar pada pertengahan Desember 2022.
Melansir dari Reuters, The Fed diprediksi akan mengerek suku bunga acuannya sebesar 4,875 persen atau sekitar 75 basis poin di pertemuan kebijakan FOMC pada 13 sampai 14 Desember 2022, perkiraan tersebut melesat jauh bila dibandingkan dengan proyeksi sebelumnya.
Dimana para bankir awalnya memprediksi bank sentral Amerika Serikat (AS) atau yang dikenal dengan Federal Reserve akan mengendurkan laju kenaikan suku bunga sebesar 50 basis poin menjadi 4,25 persen - 4,5 persen.
Baca juga: Resesi Amerika Semakin Nyata, The Fed Sebut Perlambatan Ekonomi Capai Level 50 Persen di 2023
Sejalan dengan proyeksi para bankir, beberapa waktu lalu Presiden The Fed wilayah Dallas Lorie Logan sempat mengungkap rencana pelonggaran suku bunga meski ekonomi AS masih dalam laju yang lebih lambat.
Mengingat empat bulan berturut - turut suku bunga AS telah dikerek dengan probabilitas sebesar 75 basis poin.
Hingga laju inflasi Amerika menurun dan menjauhi rekor tertinggi 40 tahun yang dipatok 9 persen pada Juli lalu menjadi 7,7 persen year-on-year (yoy) pada bulan Oktober.
Walau indeks CPI di Amerika telah menunjukkan pemulihan, namun hal tersebut tak lantas mendorong The Fed untuk menyerukan sikap dovish.
Terlebih saat ini negara paman sam tengah dilanda lonjakan pengangguran akibat badai pemecatan hubungan kerja yang dilakukan sejumlah perusahaan teknologi global.
Tercatat setidaknya kini jumlah pengangguran di AS telah mencapai 1,55 juta orang melonjak 17 ribu dari pekan sebelumnya.
Khawatir lonjakan ini akan memperlambat pemulihan ekonomi Amerika, mendorong The Fed untuk kembali menyerukan sikap agresif dengan menaikkan suku bunga acuannya hingga inflasi turun di level 2 persen pada akhir 2022.