Staf Khusus Sri Mulyani Ungkap Tugas Berat Menteri Keuangan Pertama Era Orde Baru
Frans Seda menjadi menteri keuangan periode 1966 sampai 1968 atau pada saat Indonesia mengalami transisi politik dari orde lama ke orde baru.
Penulis: Yanuar R Yovanda
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Staf Khusus Menteri Keuangan Yustinus Prastowo mengungkapkan, Frans Seda bukan orang yang asing bagi Kementerian Keuangan karena pernah menjadi menteri keuangan pertama pada awal era orde baru.
Frans Seda menjadi menteri keuangan periode 1966 sampai 1968 atau pada saat Indonesia mengalami transisi politik dari orde lama ke orde baru.
Pada periode itu, Indonesia menghadapi satu perubahan yang cukup besar dalam konteks geopolitik maupun politik, dan kebijakan ekonomi global maupun domestik.
Baca juga: Ekonomi Indonesia 2023 Diprediksi Tumbuh 5,3 Persen, Wakil Menteri Keuangan: Tetap Waspada
Yustinus mengaku sudah membaca banyak tulisan Frans Seda mulai tahun 1950-an terkait benih pemikiran tentang ekonomi Indonesia.
"Secara konsisten (pemikiran) itu diimplementasikan ketika beliau mendapat tugas paling berat menjadi menteri keuangan pada periode menghadapi inflasi sangat tinggi," ujar Yustinus dalam acara talkshow "Jejak Frans Seda: Perjuangan dan Pengabdian untuk Tuhan dan Tanah Air", Kamis (1/12/2022).
Dia mengatakan, inflasi saat itu menembus hampir 650 persen atau sebagai gambarannya adalah kalau membeli cabai per 1 kilogram tadinya Rp 10.000 menjadi Rp 65.000.
"Tingginya inflasi pada saat itu dan kondisi APBN yang sangat berat, kita seperti dejavu dengan situasi ekonomi politik global pada saat ini," ujarnya.
Baca juga: Wakil Menteri Keuangan: Optimis dan Waspada Jadi Kunci Agar Indonesia Dapat Bertahan pada 2023
Adapun Frans Seda diabadikan menjadi nama di dua gedung di Kementerian Keuangan, yakni di Gedung Direktorat Jenderal Pengelolaan Risiko dan Pembiayaan, dan di Gedung Pusdiklat Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.