Saham GOTO Kembali Pimpin Jajaran Top Losers, IHSG Dibuka Melemah ke Level 6.982
Volume perdagangan pagi ini mencapai 2,11 miliar saham dengan nilai transaksi capai Rp 664,4 miliar.
Editor: Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) kembali anjlok 6 persen lebih pada awal perdagangan Jumat (2/12/2022).
Sedangkan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka terkoreksi 0,55 persen atau 38,723 poin ke level 6.982,080.
Tercatat 199 saham turun, 167 saham naik, dan 204 saham stagnan.
Adapun volume perdagangan pagi ini mencapai 2,11 miliar saham dengan nilai transaksi capai Rp 664,4 miliar.
Baca juga: GOTO Trending di Twitter Gara-gara Saham Rontok Sentuh ARB
Sebanyak sembilan indeks sektoral menyeret IHSG ke zona merah. Tiga sektor dengan penurunan terdalam yaitu IDX-Indust 0,80 persen, IDX-Techno 0,75%, dan IDX-Finance 0,59%.
Saham-saham top losers LQ45:
- PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) turun 6,38%
- PT Bank Jago Tbk (ARTO) turun 4,21%
- PT United Tractors Tbk (UNTR) turun 1,87%
Saham-saham top gainers LQ45:
- PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) naik 2,04%
- PT Vale Indonesia Tbk (INCO) naik 1,71%
- PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) 1,14%
Sementara itu, bursa saham Asia sebagian besar turun hari ini. Investor mencari kejelasan setelah China mengisyaratkan sedikit pelonggaran pembatasan ketat Covid-19.
Bursa saham Jepang memimpin kerugian pasar regional, dengan Nikkei 225 diperdagangkan turun 1,92% dan Topix turun 2%. Kospi di Korea Selatan turun 0,97% karena negara melihat indeks harga konsumen tahunan untuk November lebih rendah dari bulan sebelumnya.
Indeks Hang Seng Hong Kong menghapus kenaikan sebelumnya dan diperdagangkan turun 0,3%pada jam pertama perdagangan. Di China daratan, Komposit Shanghai dan Shenzhen Component hampir datar.
Di Australia, S&P/ASX 200 turun 0,55% karena Gubernur Reserve Bank of Australia, Philip Lowe, dijadwalkan untuk berbicara di kemudian hari.
Semalam di Wall Street, Dow ditutup hampir 200 poin lebih rendah menjelang laporan pekerjaan utama. Di mana para ekonom memperkirakan akan melihat pertumbuhan yang lebih lambat tetapi ketahanan untuk bulan November di tengah pengumuman PHK dan pembekuan perekrutan. (Yudho Winarto/Kontan)