Pertumbuhan Investor Reksa Dana Sejak Januari-Oktober 2022 Mencapai 2,4 Juta Orang
Di tengah tantangan pertumbuhan ekonomi global yang penuh dengan ketidakpastian, ekonomi Indonesia mencatatkan pertumbuhan yang solid.
Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Di tengah tantangan pertumbuhan ekonomi global yang penuh dengan ketidakpastian, ekonomi Indonesia mencatatkan pertumbuhan yang solid.
Hal ini tercermin dari pertumbuhan ekonomi kuartal III 2022 sebesar 5,72 persen (yoy), jauh lebih tinggi dibandingkan Amerika Serikat (1,8%), Inggris (2,4%), Jerman (1,2%) dan China (3,9%).
Kinerja positif juga terlihat dari kenaikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sebesar 6,9% sejak awal tahun.
Baca juga: Buat Investor, Yuk Intip Kriteria Saham yang Masuk Papan Ekonomi Baru di BEI
Direktur Utama PT Indo Premier Sekuritas, Moleonoto The mengatakan, berbagai sentimen positif ini tentunya dapat menjadi pendukung para investor di pasar modal Indonesia untuk tetap optimis di tahun mendatang.
"Sikap optimis akan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang baik terlihat dari pertumbuhan investor reksa dana di Indonesia sebesar 2,4 juta selama Januari sampai Oktober 2022," kata Moleonoto saat membuka festival reksa dana terbesar di Indonesia bernama FestiFund 2022 bertema “Let Your Money Make Money”, Sabtu (3/12/2022).
Sejalan dengan peningkatan investor reksa dana, imbuhnya, dana kelolaan reksa dana yang tercatat di Indo Premier Sekuritas telah menyentuh angka tertinggi sejak pertama kali platform reksa dana IPOTFund diluncurkan.
"Kontribusi Indo Premier untuk pemulihan Indonesia sebagai perusahaan sekuritas dan APERD karya asli Indonesia, kami realisasikan melalui penyediaan infrastruktur investasi yang reliable dan complete melalui platform IPOT untuk transaksi reksa dana dan produk lainnya," ujarnya.
Indo Premier juga memberikan pilihan produk reksa dana terlengkap, dengan lebih dari 270 produk reksa dana dari berbagai kelas aset dan lebih dari 40 manajer investasi untuk memenuhi berbagai kebutuhan nasabah.
"Kami berkomitmen untuk membimbing dan mengedukasi nasabah melalui berbagai channel edukasi, mulai dari kegiatan edukasi rutin secara virtual, konten-konten di media sosial, in-app content yang dapat diakses kapan saja serta edukasi spesial melalui kegiatan FestiFund 2022 yang diselenggarakan secara virtual maupun tatap muka ini," terangnya.
Di tengah optimisme ekonomi Indonesia yang bakal menopang kemonceran investasi reksa dana pada 2023, CEO dan Lead Financial Trainer QM Financial Ligwina Hananto dalam paparannya "Financial Check Up!" menjelaskan langkah demi langkah financial check-up yang ideal agar cashflow keuangan benar-benar sehat.
Baca juga: Analis: Investor Saham di Bursa Asia Gelisah Soal Pembatasan dan Protes Covid-19 di China
Financial check-up penting dilakukan untuk mengetahui jumlah kekayaan bersih, detail pengeluaran, membuat lebih berhati-hati dalam mengambil keputusan finansial, evaluasi perubahan kondisi finansial dan mengetahui kemampuan investasi.
Sayangnya, kebanyakan orang masih terjebak dalam 3 masalah cashflow, mulai dari sulitnya menabung, cicilan utang terlalu besar hingga biaya lifestyle yang tinggi.
"Supaya cashflow sehat maka penting untuk disiplin dalam menyisihkan uang untuk tabungan dan investasi minimal 10%, pengeluaran gaya hidup maksmimal 20%, cicilan utang maksimal 30% dan pengeluaran biaya hidup dan sosial 40%," tegasnya.
Baca juga: Hadapi Resesi Global, Investor Disarankan Tetap di Market dan Lakukan Diversifikasi
Sementara itu, Perencana Keuangan dan Founder Finansialku, Melvin Mumpuni dalam paparannya bertajuk "Financial Behavior" menekankan pentingnya mengenali 5 tindakan irrasional yang biasa dilakukan investor sehingga membuat investasi tidak maksimal, yakni mental accounting, herd behavior, emotional gab, anchoring dan self-attribution.
Solusi agar bisa rasional dalam investasi, jelasnya, yakni dengan merancang dan menempatkan dana investasinya pada pos-posnya yang sudah ditentukan.
Selanjutnya, investor wajib melakukan review secara berkala, setidaknya 1 kali dalam 1 bulan untuk memastikan tracking progress, apakah hasil investasi sudah sesuai dengan rencana atau belum dan apakah investasi bulanan masih tetap rutin dijalankan atau tidak.