Saham GOTO Makin Jeblok, 11 Hari Perdagangan Merosot, DPR Akan Panggil Direksi Telkom dan Telkomsel?
Jebloknya harga saham GOTO telah dimulai sejak 21 November 2022, di mana saham teknologi tersebut ditutup merosot 5,41 persen ke level Rp210 per saham
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Sementara analis MNC Sekuritas Andrew Susilo menyarankan, investor untuk mencermati teknikal saham GOTO, terutama jika sudah memasuki fase jenuh jual (oversold).
Baca juga: Penjualan Saham IPO GOTO Usai Periode Lock Up Berakhir Disebut Terburuk Tahun Ini
“Tidak mungkin harga bergerak hanya satu arah, pasti ada titik baliknya. Ini justru peluang yang bagus. Lagipula, selama pelanggan naik Gojek, memesan GoFood, belanja di Tokopedia dan membayar menggunakan Gopay, maka tidak perlu khawatir berlebihan,” katanya.
Konsensus Bloomberg hingga saat ini menunjukkan sebanyak 11 dari 20 analis dalam memiliki target rata-rata harga saham ini selama 12 bulan di level Rp 292,88 per saham.
Harga tersebut 125 persen lebih tinggi dibandingkan harga pada penutupan Jumat siang sebesar Rp 132 per saham (2/11).
Dengan situasi saat ini, 11 analis tersebut merekomendasikan beli saham GOTO. Sementara empat analis menyarankan hold dan 5 analis dalam konsensus Bloomberg itu lebih merekomendasikan jual kepada investor.
Sementara itu para investor yang telah berinvestasi di GOTO menilai penurunan yang terjadi pada saham GOTO dalam beberapa hari ini lebih dipengaruhi oleh reaksi berlebihan pasca lock up periode berakhir.
Selain itu sentimen negatif yang masih terjadi pada saham-saham teknologi di seluruh dunia ikut mempengaruhi keputusan investor untuk melepas sahamnya.
Buka Kemungkinan Dipanggil DPR
Anggota Komisi VI DPR RI, Amin Ak mengatakan, pihaknya bersama para Anggota Komisi VI membuka kemungkinan untuk memanggil Direktur Utama PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk dan PT Telekomunikasi Selular alias Telkomsel.
Pemanggilan ini terkait polemik investasi Telkomsel ke perusahaan rintisan PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO).
Sejumlah kalangan menilai langkah investasi itu janggal, sarat konflik kepentingan, hingga berpotensi merugikan negara.
"Terkait sampai saat ini (dugaan) kerugian akibat investasi, Panitia Kerja Investasi Komisi VI memandang soal rugi atau untung nanti perjalanan waktulah yang membuktikannya," ucap Amin kepada Tribunnews, Senin (5/12/2022).
"Bilamana diperlukan, tentu saja kami akan memanggil Direksi Telkom maupun Telkomsel untuk meminta penjelasan terkait perkembangan maupun dampak dari investasi ini terhadap bisnis Telkomsel," sambungnya.
Namun untuk saat ini, lanjut Amin, pihaknya masih berpegang teguh pada hasil rapat Panitia Kerja (Panja) Investasi yang telah digelar pada Juni dan Agustus 2022 lalu.