Harga Saham Tesla Anjlok 28 Persen Sejak Elon Musk Ambil Alih Twitter
Saham Tesla Inc jatuh 28 persen sejak 27 Oktober, ketika CEO produsen mobil listrik Elon Musk membeli perusahaan media sosial Twitter.
Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON - Harga saham Tesla Inc jatuh 28 persen sejak 27 Oktober, ketika CEO produsen mobil listrik Elon Musk membeli perusahaan media sosial Twitter.
Sebagai perbandingan, harga saham produsen mobil lainnya seperti Ford, General Motors, Volkswagen, dan produsen mobil listrik asal China Build Your Dreams (BYD) sedikit naik sejak 27 Oktober.
Sementara saham produsen truk listrik AS, Rivian, turun sebesar 27 persen selama periode tersebut.
Baca juga: Elon Musk Bukan Lagi Orang Terkaya di Dunia, Sosok Ini Gantikan Posisinya
Dikutip dari CNBC, pada perdagangan Selasa (13/12/2022), harga saham Tesla ditutup pada 160,95 dolar AS, turun lebih dari 4 persen.
Itu adalah pengecualin langka di antara saham teknologi yang sebagian besar naik setelah rilisnya data inflasi AS untuk November.
Penurunan harga saham Tesla telah mendorong pemegang saham ritel terbesar perusahaan, Leo Koguan, miliarder dan pendiri perusahaan layanan IT SHI International Corp, untuk meminta dewan perusahaan “melakukan terapi kejut untuk menyadarkan kembali harga saham", yaitu dengan cara pembelian kembali saham.
Musk menjual kepemilikan Tesla senilai miliaran dolar AS untuk membiayai pengambilalihan Twitter. Sejak dia mengambil alih perusahaan media sosial itu, Musk secara teratur memposting tweet yang menghasut, terutama ditujukan untuk orang-orang yang memegang nilai-nilai politik kiri tengah, yang sering digambarkan Musk sebagai musuh dengan “virus pikiran yang terbangun”.
Misalnya, Musk membidik Direktur Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular AS, Dr. Anthony Fauci, dengan men-tweet pada akhir pekan kemarin, “Kata ganti saya adalah Penuntut / Fauci.”
Tweet ofensif tersebut menarik lebih dari 1 juta “like” di Twitter, di mana Musk memiliki lebih dari 120 juta pengikut, sekaligus memancing kritik dari Gedung Putih dan mantan direktur CIA John O. Brennan.
Sekretaris pers Gedung Putih, Karine Jean-Pierre menyebut tweet Musk sebagai serangan pribadi terhadap Fauci yang “sangat berbahaya”.
Baca juga: Forbes: Elon Musk Kehilangan Mahkota Sebagai Orang Terkaya di Dunia
Pendiri perusahaan investasi Nia Impact Capital dan pemegang saham Tesla, Kristin Hull, menulis di akun Twitter-nya, “Begitu banyak masalah dengan merek Tesla, ketika dewan tidak dapat mengendalikan CEO.”
Kondisi ekonomi dan jajaran produk yang menua juga berkontribusi pada penurunan pada harga saham Tesla.
Produsen mobil listrik ini telah menunda produksi massal truk pickup listrik, Cybertruck. Tesla awalnya memamerkan desain Cybertruck pada 2019, di mana perusahaan tersebut diharapkan mulai memproduksi truk itu pada 2021.
Baca juga: 15 Orang Terkaya di Dunia 2022 Versi Forbes: Elon Musk, Jeff Bezos, Bill Gates, Mark Zuckerberg
Perusahaan mengadakan acara di pabrik baterainya di Nevada, Amerika Serikat, untuk menandai dimulainya pengiriman truk Semi tugas berat yang sepenuhnya elektrik pada bulan lalu.
Di acara tersebut, eksekutif Tesla termasuk Elon Musk tidak menyebutkan teknologi self-driving yang sebelumnya digembar-gemborkan, garansi jutaan mil yang sebelumnya mereka tawarkan, harga untuk truk Semi, maupun angka produksi yang diantisipasi.
Tesla juga menghadapi serangan balasan atas penundaan selama bertahun-tahun dalam menghadirkan teknologi self-driving melalui pembaruan perangkat lunak untuk mobil listriknya. Pelanggan AS menuntut Tesla mengembalikan uang untuk sistem self-driving yang telah mereka bayar.
Tesla memasarkan sistem bantuan pengemudinya sebagai Autopilot, Enhanced Autopilot, dan kemampuan Full Self-Driving di AS.
Tidak satu pun dari sistem ini membuat mobilnya aman untuk dikendarai tanpa kontribusi manusia di belakang kemudi, yang memperhatikan jalan dan tugas mengemudi setiap saat.
Departemen Kendaraan Bermotor California sedang menyelidiki Tesla dan secara resmi mengeluhkan bahwa mereka telah terlibat dalam iklan palsu seputar sistem ini.
Beberapa penggemar Tesla melihat anjloknya harga saham sebagai kesempatan untuk membeli, meskipun ada gangguan baru yaitu Musk dengan Twitter.
Perusahaan meningkatkan produksi di pabrik perakitan kendaraan baru di Austin, Texas, dan di pabrik luar negeri Berlin, Jerman. Perusahaan telah membawa pemimpin Manufaktur Shanghai, Tom Zhu, ke Texas untuk membantu mematangkan operasi di pabrik Austin.