Pemerintahan Prabowo Targetkan Kemiskinan Ekstrem 0 Persen di 2026
Selain menekan angka kemiskinan ekstrem, angka kemiskinan secara umum juga ditargetkan turun menjadi 5 persen pada 2029.
Penulis: Endrapta Ibrahim Pramudhiaz
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah Prabowo menargetkan angka kemiskinan ekstrem bisa mencapai nol persen pada tahun 2026.
Kepala Badan Percepatan Pengentasan Kemiskinan (BP Taskin) Budiman Sudjatmiko mengatakan bahwa pemerintah menargetkan penurunan kemiskinan ekstrem dari angka 0,8 persen pada saat ini menjadi 0 persen dalam dua tahun mendatang.
"Sekarang kemiskinan ekstrem kan 0,8 persen, 2 tahun lagi harus jadi 0 persen," katanya ketika ditemui di Graha CIMB Niaga, Senayan, Jakarta Selatan, Kamis (28/11/2024).
Baca juga: Anggaran Terbesar Sepanjang Sejarah, Prabowo Ingin Hapus Kemiskinan di Indonesia Melalui Pendidikan
Selain menekan angka kemiskinan ekstrem, angka kemiskinan secara umum juga ditargetkan turun menjadi 5 persen pada 2029.
"Kemudian (sekarang) kemiskinan itu 9 persen, nanti tahun 2029 menjadi 5 persen. Jadi memang harus kita arahkan ke arah sana," ujar Budiman.
Ia menyadari bahwa untuk mencapai target tersebut, koordinasi antar kementerian dan lembaga itu diperlukan.
Budiman mengaku telah berkoordinasi dengan beberapa kementerian, yaitu Kementerian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal, Kementerian UMKM, Kementerian Koperasi, serta Kementerian Sosial.
Selain kementerian, Budiman juga berkoordinasi dengan Badan Pusat Statistik (BPS).
"Insyaallah minggu depan dengan Kemnaker, Kementerian Kesehatan, BPJS Ketenagakerjaan, BPJS Kesehatan," ucap Budiman.
Ia pun mengungkap BP Taskin bersama dengan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) dan beberapa kementerian terkait telah merumuskan rancangan induk dan master plan pengentasan kemiskinan.
Budiman mengatakan mereka sedang menggodok draf master plan dan roadmap yang akan segera dikeluarkan.
"Kami sedang godok, nanti kami akan keluarkan bareng-bareng," pungkas Budiman.