Sambut Penurunan Inflasi di Amerika, Saham Asia Melesat Pimpin Kenaikan di Bursa Wall Street
Saham CSI 300 blue-chip China naik 0,3 persen diikuti indeks Hang Seng dari Hong Kong yang juga melonjak sebesar 0,89 persen.
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON – Sejumlah saham kawasan Asia Pasifik terpantau mengalami bullish, hingga memimpin kenaikan di bursa perdagangan Wall Street pada Rabu (14/12/2022).
Reuters mencatat selama awal perdagangan di Rabu pagi indeks MSCI untuk saham Asia-Pasifik di luar Jepang (MIAPJ0000PUS) naik 1 persen. Disusul kenaikan saham Nikkei Jepang (N225) yang melesat 0,78 persen.
Sementara saham CSI 300 blue-chip China naik 0,3 persen diikuti indeks Hang Seng dari Hong Kong yang juga melonjak sebesar 0,89 persen. Menyusul yang lainnya saham Australia (AXJO) terpantau ikut terseret naik 0,67 persen pada pagi ini.
Baca juga: Saham Asia di Bursa Wall Street Dibuka Naik Jelang Rapat Putusan The Fed
Tak hanya indeks saham Asia Pasifik, perdagangan pasar Eropa untuk pan-region Euro Stoxx 50 futures melonjak 0,15 persen, kemudian DAX futures Jerman datar dan FTSE futures masing – masing kompak naik 0,05 persen .
Kenaikan saham terjadi karena imbas dari penyusutan laju inflasi di Amerika, menurut data yang dirilis Biro Statistik Tenaga Kerja AS pada Selasa (13/12/2022) inflasi Amerika di bulan November susut menjadi 7,1 persen yoy.
Jumlah tersebut menurun drastis bila dibandingkan dengan inflasi selama 5 bulan berturut-turut yang sempat tembus di kisaran 9,1 persen. Penurunan ini lantas memicu harapan para investor terkait adanya pelonggaran moneter yang dilakukan The Fed pada pertemuan pekan depan.
Pasar berjangka memperkirakan The Fed akan memperlambat kenaikan laju suku bunga acuan sebesar 50 basis poin menjadi 4 persen hingga 4,5 persen. Setelah sebelumnya The Fed secara agresif menaikkan suku bunga pinjaman sebanyak enam kali di sepanjang tahun ini, demi mengerem permintaan.
“Sekarang ada tanda-tanda yang jelas bahwa inflasi melemah pasar ingin tahu apakah Fed akan mengubah sikap mereka pada kenaikan suku bunga," kata Tareck Horchani, kepala transaksi, Prime Brokerage, di Maybank Securities di Singapura.
Imbas dari penurunan laju inflasi di Amerika dilaporkan turut memicu kenaikan harga pada sejumlah aset investasi yang dianggap kurang menjanjikan, salah satunya seperti cryptocurrency.
Dimana harga Bitcoin pada pasar Coinmarketcap di Rabu siang melesat 3,96 persen jadi 17,792 dolar AS sementara harga Ethereum naik 5.17 persen menuju ke kisaran 1,323 dolar AS per koin.