Kaleidoskop 2022: Startup Pilih Jalan PHK Demi Menekan Pengeluaran pada Era Bakar Duit Berakhir
Investor global sekarang lebih selektif mengucurkan dananya untuk perusahaan rintisan (startup).
Editor: Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Usai pandemi Covid-19 mereda, tahun ini perusahaan rintisan atau startup memilih jalan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap karyawannya.
Hal tersebut dilakukan untuk menekan biaya pengeluaran sejumlah startup di tengah tagihan investor dalam menyetor keuntungan.
Pengamat IT sekaligus Direktur ICT Institute, Heru Sutadi mengatakan, industri startup tengah menghadapi winter, istilah yang menggambarkan situasi sulit. Winter tech atau masa stagnasi terjadi akibat kurangnya inovasi.
Ia memprediksi, fase ini akan berlangsung hingga 2 tahun ke depan.
Baca juga: Perusahaan Kripto Terbesar Dunia Akuisisi Tokocrypto, Berdampak pada PHK Karyawan
"Fase winter is coming ini akan berlangsung hingga 1-2 tahun ke depan. Kalau maksimal dalam 2 tahun ke depan tidak IPO atau jadi unicorn, maka pasti akan gugur," kata Heru kepada Tribunnews, beberapa waktu lalu.
Sedangkan, ekonom Piter Abdullah mengatakan investor global sekarang lebih selektif mengucurkan dananya untuk perusahaan rintisan (startup).
Pemicunya adalah perekonomian yang sedang sakit alias terkontraksi karena pandemi kemudian diikuti oleh inflasi dan suku bunga tinggi.
Menurut Piter, ini yang akhirnya membuat dalam satu tahun terakhir startup dari berbagai sektor tumbang satu per satu.
"Sebetulnya sudah sejak dua tahun ini perekonomian global dalam kondisi sulit, likuiditas global mengering, investor menahan rencana investasi mereka," katanya.
Dosen Perbanas Institute ini akhirnya harus mengakui kantong startup RI kekinian kering.
Walhasil, tidak ada lagi aksi bakar uang, promosi, dan berbagai cara untuk merebut hati konsumen.
"Startup tiba-tiba kehilangan kucuran modal dan tidak bisa melanjutkan program bakar uang mereka. Investor mengharuskan startup untuk segera untung yang tentu saja sulit diwujudkan," tuturnya.
Piter mengungkapkan tidak sedikit program startup dipangkas karena modal yang terbatas.
Startup menyusun ulang program mereka, termasuk melakukan normalisasi SDM, mengurangi jumlah SDM atau PHK.
"Normalisasi SDM di startup sekarang ini berpotensi berlanjut tahun depan tetapi menurut saya hal itu adalah hal alami," urai Piter lagi.
Adapun daftar startup yang melakukan PHK, yaitu:
1. JD.ID
E-commerce asal Indonesia dilaporkan kembali melakukan PHK, isu ini ramai diperbincangkan publik usai akun @ecommurz mencuitkan informasi terkait pemecatan JD.ID di media sosial Twitter.
Baca juga: Terdampak Serangkaian Krisis Global, TuSimple akan PHK 700 Karyawan
Dalam cuitan yang ditulis pada Selasa (13/12/2022) @ecommurz menjelaskan bahwa PHK akan menyasar 50 hingga 85 persen atau sekitar 200 staff dari semua total karyawan.
“BREAKING: Layoff happening today in http://JD.ID after 11 minutes townhall earlier today. Team suddenly instructed to work from home this week. Those who stay (announced via email) have to return again to office next week. Rumors said around 50-85 persen impacted," tulis akun @ecommurze.
Setelah informasi ini mencuat dan jadi topik hangat para netizen Twitter, JD.id langsung memberikan pernyataan resmi terkait PHK yang dilakukan perusahaan melalui akun Instagram.
Setya Yudha Indraswara, Head of Corporate Communications & Public Affairs JD.ID, menjelaskan perusahaan harus melakukan pemangkasan karyawan sebagai bentuk adaptasi untuk mencegah kerugian di tengah perubahan bisnis yang terjadi selama belakangan ini.
Pemangkasan ratusan staff bukanlah kali pertama yang dilakukan oleh JD.ID, di tahun ini tepatnya pada Mei lalu perusahaan dilaporkan telah mengambil langkah yang sama sebagai bentuk improvisasi agar JD.ID dapat terus beradaptasi dengan dinamika pasar dan tren industri di Indonesia.
Meski pemecatan yang dilakukan JD.ID memicu penambahan jumlah pengangguran, namun perusahaan berjanji akan memberikan sejumlah dukungan bagi karyawan terdampak diantaranya asuransi serta dukungan berupa talent promoting, serta hak-hak lain yang sesuai dengan peraturan dan perundangan yang berlaku.
2. TaniHub
Pada awal Maret 2022, TaniHub menghentikan semua layanan business to consumers (B2C), sehingga turut menghentikan operasional gudang di Bandung dan Bali.
Keputusan tersebut diambil dengan pertimbangan untuk mempertajam fokus dan meningkatkan pertumbuhan melalui kegiatan segmen business to business (B2B).
TaniHub mengakui dengan adanya penghentian operasional warehouse di Bandung dan Bali mengakibatkan adanya PHK bagi sejumlah pekerja.
TaniHub pun akan memfokuskan bisnis menjadi pemasok bagi hotel, restoran, dan kafe (horeka). Selain itu, akan menyasar modern trade yaitu supermarket, hypermarket, dan pasar swalayan.
3. LinkAja
PT Fintek Karya Nusantara (Finarya) atau LinkAja mengungkapkan bahwa pihaknya melakukan reorganisasi yang berdampak pada PHK sejumlah karyawan.
Baca juga: Sekelompok Mantan Karyawan Twitter yang di-PHK Menang Gugatan
Meski demikian, mereka memastikan jumlah yang direorganisasi kurang dari 200 karyawan.
4. Zenius
Startup teknologi edukasi (edutech) Zenius kembali mengumumkan PHK pada awal Agustus lalu tanpa menyebutkan jumlah karyawan yang terdampak.
PHK pertama, Zenius telah memangkas sekitar 25 persen tenaga kerjanya atau lebih dari 200 karyawan.
Zenius juga mengungkapkan kedua PHK ini dikarenakan perubahan kondisi makro ekonomi dan perilaku konsumen.
5. Pahamify
Startup edutech Pahamify telah mengonfirmasi kabar terkait PHK kepada sejumlah karyawannya.
Dalam konfirmasinya, Pahamify menjelaskan PHK ini sebagai salah satu bentuk dari adaptasi dalam kondisi makro ekonomi yang terjadi saat ini.
6. MamiKos
Startup yang bergerak sebagai penyedia layanan pencarian dan sewa kos hunian sementara, mengonfirmasi adanya PHK kepada karyawan karena adanya restrukturisasi.
Baca juga: TikTok PHK Sejumlah Karyawan di Rusia Akibat Aksesnya Diblokir Vladimir Putin
Co-founder dan CEO Mamikos Maria Regina Anggit mengatakan PHK sudah mempertimbangkan kondisi pasar dan ekonomi makro saat ini.
Mamikos melakukan restrukturisasi untuk membuat struktur perusahaan lebih sehat dan mampu bertahan.
7. Shopee
Shopee Indonesia pada September lalu mengumumkan pemangkasan sejumlah karyawannya.
"Kondisi ekonomi global menuntut kami untuk lebih cepat beradaptasi serta mengevaluasi prioritas bisnis agar bisa menjadi lebih efisien. Ini merupakan sebuah keputusan yang sangat sulit,” kata Radynal Nataprawira, Head of Public Affairs Shopee Indonesia
8. Bananas
Bananas, startup quick commerce atau e-grocery mengumumkan akan menutup layanan dan pivoting ke bisnis baru.
Berdasarkan laman Instagram Bananas, startup yang telah beroperasi sejak Januari 2022 tersebut tidak melihat bisnis e-grocery akan berkembang dan dengan dukungan dari investor, Bananas akan memanfaatkan sisa dana yang ada untuk membuat bisnis baru. Pivoting ini berdampak kepada 36 karyawan.
9. Grab
Grab, startup ride hailing dari Singapura, mengumumkan adanya pemutusan hubungan kerja atau PHK terhadap karyawan di divisi GrabKitchen.
Chief Communications Officer Grab Indonesia Mayang Schreiber mengatakan Grab mulai membuka GrabKitchen di Indonesia pada 2018, yaitu bisnis cloud kitchen atau “dapur sewa” yang hanya melayani pesan-antar.
Grab melihat selama 4 tahun beroperasi di Indonesia, terlihat pertumbuhan yang tidak konsisten, serta adanya peralihan menjadi model bisnis aset-ringan.
Oleh karena itu, itu perusahaan asal Singapura tersebut memutuskan untuk menutup operasi GrabKitchen di Indonesia, efektif mulai 19 Desember 2022.
10. GoTo
PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. Melakukan PHK besar-besaran. Perusahaan melakukan pemangkasan terhadap 1.300 karyawannya.
"Tantangan makro ekonomi global berdampak signifikan bagi para pelaku usaha di seluruh dunia. GoTo, seperti layaknya perusahaan besar lainnya, perlu beradaptasi untuk memastikan kesiapan Perusahaan menghadapi tantangan ke depan," ujar Andre Soelistyo, CEO Grup GoTo.
11. Ruangguru
Startup edutech lainnya yang mengumumkan PHK adalah Ruangguru. Tim Corporate Communications Ruangguru mengatakan bahwa pihaknya telah memangkas ratusan karyawan.
“Keputusan sulit ini diambil karena situasi pasar global yang memburuk secara drastis,” ujarnya.
12. Sayurbox
Perusahaan rintisan Sayurbox melakukan PHK terhadap 5 persen tenaga kerjanya.
Baca juga: Badai PHK Sudah Terjadi di Indonesia, 85 Ribu Lebih Karyawan Telah Dirumahkan, Ini Kata Bank Dunia
Keputusan ini dilakukan Sayurbox sebagai langkah untuk menjadi perusahaan yang mandiri secara finansial dan tumbuh secara sustainable dalam jangka panjang di tengah tantangan makroekonomi global.
Co-Founder dan Chief Executive Officer (CEO) Sayurbox Amanda Susanti mengatakan PHK ini merupakan keputusan sulit yang tidak dapat dihindari.
"Keputusan sulit ini tidak dapat dihindari supaya perusahaan lebih agile dan mampu menjaga tingkat pertumbuhan. Sehingga terus memberikan dampak positif bagi para konsumen, mitra pengemudi serta ribuan petani dan produsen lokal yang bekerjasama dengan kami dan supaya bisnis bisa sustainable dalam jangka panjang," katanya dalam keterangan resmi pada Rabu (7/12/2022).
Amanda berujar keputusan efisiensi tidak ada hubungannya dengan kinerja masing-masing individu.
Sayurbox nantinya akan memastikan karyawan yang terdampak PHK memperoleh paket kompensasi sesuai peraturan dan perundang-undangan berlaku.
13. Ajaib
Platform investech asal Indonesia yang bergerak di bidang reksa dana dan aset kripto, Ajaib, mengumumkan PHK terhadap 67 karyawan pada 29 November 2022.
Langkah ini diambil menyusul aksi pemecatan yang dilakukan sejumlah perusahaan teknologi global hingga lokal. Dalam laporan resminya, manager Ajaib mengatakan PHK terpaksa dilakukan agar perusahaan dapat mengatasi masa krisis saat menghadapi kondisi makroekonomi di masa yang akan datang.
“Kami terpaksa melakukan perampingan karyawan yang berdampak ke 67 karyawan atau sekitar 8 persen dari total karyawan,” tulis manajemen Ajaib dalam keterangan resmi seperti yang dikutip dari Tech in Asia.
Tak hanya itu, AjaIb juga mengumumkan pemangkasan gaji pada sejumlah staf di jajaran manajemen, sementara untuk para founders platform Ajaib memutuskan untuk menghentikan pemberian gaji sementara waktu.
PHK dan pemangkasan gaji dilakukan Ajaib setelah para staf menyepakati keputusan tersebut.
“Selain langkah (PHK) ini, secara sukarela gaji jajaran manajemen akan dikurangi dan para founders pun tidak akan menerima gaji,” ungkap manajemen Ajaib.