Melawat ke China, Prabowo Bawa Oleh-oleh Investasi Rp156 Triliun
Presiden Prabowo Subianto membawa "oleh-oleh" investasi lebih dari US$ 10 miliar atau sekitar Rp 156,54 triliun
Penulis: Taufik Ismail
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, BEIJING - Presiden Prabowo Subianto membawa "oleh-oleh" investasi lebih dari US$ 10 miliar atau sekitar Rp 156,54 triliun (kurs Rp 15.654/US$) hasil dari lawatannya ke Republik Rakyat China.
Investasi ratusan triliun itu diperoleh setelah Prabowo bertemu dengan Perdana Menteri China, Li Qiang, di Great Hall of the People, Beijing, Sabtu, (9/11) kemarin.
Pertemuan ini adalah rangkaian agenda kunjungan Prabowo ke China. Pertemuan ini juga menjadi momen penting dalam memperkuat hubungan strategis antara kedua negara, termasuk di bidang ekonomi.
Baca juga: Prabowo dan Xi Jinping Saksikan Penandatanganan Sejumlah MoU Kerja Sama Indonesia-Tiongkok
Dalam hal ini Prabowo menyebut perusahaan-perusahaan kedua negara akan segera menandatangani kontrak kerjasama.
Menurutnya berbagai kontrak kerja sama antar para pengusaha Indonesia-China memiliki nilai investasi mencapai lebih dari US$ 10 miliar atau sekitar Rp 156,54 triliun (kurs Rp 15.654/US$)
Prabowo mengatakan proses penandatanganan iru akan dilakukan oleh perwakilan dari Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) pada Minggu (10/11) sore.
"Investasi patungan dari perusahaan China ke ekonomi Indonesia sangat besar. Bahkan besok sore kamar dagang dan industri akan ada acara penandatanganan kontrak antar pengusaha Indonesia dan China senilai US$ 10 miliar," terang Prabowo.
Investasi ini diharapkan akan memperkuat kolaborasi antar korporasi kedua negara, serta mendorong keterlibatan yang lebih mendalam antara masyarakat Indonesia dan China.
"Saya pikir ini menunjukkan kolaborasi yang erat dan juga partisipasi serta integrasi yang meningkat antara perusahaan-perusahaan China dengan perusahaan-perusahaan Indonesia," jelasnya.
Baca juga: Bertemu PM Tiongkok, Prabowo Ingin Tingkatkan Kolaborasi Ekonomi dan Pendidikan RI-China
Selain aspek ekonomi, Prabowo juga menyampaikan minat pemerintah untuk belajar dari China dalam hal memberantas kemiskinan. Menurutnya pemerintahan saat ini akan meningkatkan upaya pengentasan kemiskinan di Tanah Air.
"Kita akan meningkatkan upaya kita untuk memberantas kemiskinan, dan saya kira kita ingin belajar lebih banyak dari pengalaman China juga," terang Prabowo
Pertemuan bilateral ini menjadi tonggak penting dalam perjalanan hubungan diplomatik Indonesia-China, yang akan merayakan peringatan 75 tahun pada tahun 2025.
Di tengah tantangan global, pertemuan ini menunjukkan komitmen kedua negara untuk terus mempererat kerja sama dan membangun masa depan bersama yang lebih sejahtera.