Kenaikan Suku Bunga BI Melambat, Siapa Diuntungkan dan Investasi Apa Bikin Cuan?
Keputusan Bank Indonesia (BI) memperlambat kenaikan suku bunga menjadi 25 basis poin (bps) dari sebelumnya 50 bps dinilai cukup tepat.
Penulis: Yanuar R Yovanda
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Keputusan Bank Indonesia (BI) memperlambat kenaikan suku bunga menjadi 25 basis poin (bps) dari sebelumnya 50 bps dinilai cukup tepat.
Dosen dan praktisi pasar modal Lanjar Nafi mengatakan, langkah BI tersebut dapat mengimbangi kenaikan suku bunga Bank Sentral Amerika Serikat atau The Fed yang juga melambat jadi hanya 50 bps dari sebelumnya 75 bps.
"Bank Indonesia cukup optimis pada masa depan tingkat inflasi yang telah mencapai puncaknya sehingga perlu adanya relaksasi menurunkan kadar kenaikan suku bunga.
Baca juga: Tolak Tawaran Hawkish, Bank Sentral Jepang Pilih Longgarkan Suku Bunga untuk Tahan Inflasi
Namun, tetap melakukan pemantauan pergerakan nilai tukar," ujarnya melalui pesan singkat kepada Tribunnews.com, Kamis (22/12/2022).
Lebih lanjut, dia menilai perlambatan kenaikan suku bunga ini akan menjadi sinyal positif untuk aset berisiko, di antaranya saham.
Instrumen saham dapat diuntungkan karena investor yang semula terus berspekulasi mengenai ketidakpastian masa depan inflasi dan suku bunga jadi mereda.
Dari sisi emiten pun menjadi lebih cukup optimis karena dapat mengevaluasi strategi ke depan lebih jelas dalam menghadapi tantangan di 2023.
"Valuasi saham juga lebih diuntungkan karena adanya kejelasan terminal rate suku bunga di tahun depan dan risiko inflasi yang mulai melandai," kata Lanjar.
Sementara itu, lanjutnya, ada beberapa pihak yang diuntungkan dengan adanya perlambatan kenaikan suku bunga oleh bank sentral.
"Pelaku usaha, investor, dan konsumer kredit diuntungkan," pungkas dia.