Istana Pura Mangkunegaran Jadi Cagar Budaya Pertama yang Menggunakan Listrik EBT PLN
KGPAA Mangkunegara X memiliki misi untuk membuat kerajaan terus bertumbuh dan relevan terhadap perkembangan zaman.
Penulis: Sanusi
Editor: Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, SURAKARTA - Sosok Raja Mangunegara X, Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya (KGPAA) Mangkunegara X atau yang sebelumnya akrab disapa Bhre sempat menjadi pusat perhatian dalam pernikahan putra Presiden Joko Widodo, Kaesang Pangarep dan Erina Gudono pada 11 Desember 2022.
Keberhasilan raja termuda di Indonesia itu melakukan modernisasi Pura Mangkunegaran menuai banyak pujian.
Pria kelahiran 29 Maret 1997 ini didapuk menjadi raja pada 12 Maret 2022 silam, KGPAA Mangkunegara X menjadi satu-satunya Raja di Indonesia saat ini yang berusia muda.
Kiprah KGPAA Mangkunegara X sebagai milenial bukan isapan jempol belaka. Memiliki latar belakang pendidikan Sarjana Hukum dari Universitas Indonesia, membuatnya tidak hanya menjadi Raja yang mengampu kebudayaan kerajaan Mangkunegaran, Solo saja, tetapi juga sebagai sosok muda berpendidikan yang terus ingin mengobarkan semangat nguri nguri kebudayaan Jawa.
Baca juga: Pembangunan EBT Diharapkan Mampu Mendorong Bauran Energi Indonesia
"Kalau bukan anak muda, lalu siapa lagi yang bisa meneruskan kebudayaan Indonesia? Budaya yang memang sudah diwariskan dari turun temurun tentu harus terus dilanjutkan. Bukan berarti anak muda tidak bisa berkiprah di kancah budaya, justru anak muda menjadi kunci dari pelestarian budaya," ujar KGPAA Mangkunegara X yang kini berusia 25 tahun tersebut.
Ia menilai meski keagungan Kerajaan Mangkunegaran tak lepas dari warisan leluhur, namun KGPAA Mangkunegara X memiliki misi untuk membuat kerajaan terus bertumbuh dan relevan terhadap perkembangan zaman.
"Tanpa mengurangi eksklusivitas, tapi kami di Mangkunegaran ingin menjadi wadah yang inklusif bagi siapapun masyarakat untuk melestarikan budaya Indonesia, khususnya budaya Jawa," tambahnya.
Menurut dia, salah satu cara menjadikan Mangkunegaran tetap menjadi Pusat Budaya Jawa sekaligus menjadi wadah yang nyaman bagi kelompok milenial melestarikan budaya, maka Istana Mangkunegaran perlu berbenah.
Ia menegaskan, langkah memodernisasi Istana Mangkunegaran bukan lantas mengubah keistimewaan Mangkunegaran. Justru dengan perkembangan zaman modern saat ini Istana Mangkunegaran harus tetap bisa beradaptasi tanpa mengurangi keagungan peninggalan leluhur.
"Hal ini juga menjadi bagian dari tugas kami sebagai pusat budaya di Mangkunegaran untuk bisa memperkenalkan dan mengembangkan kebudayaan dengan cara yang relevan dengan perkembangan jaman," ujarnya.
Salah satu bentuk revitalisasi yang dilakukan adalah revitalisasi penataan pencahayaan dan sistem kelistrikan modern Istana Pura Mangkunegaran yang sudah berusia ratusan tahun.
Selain itu, untuk menjawab tantangan zaman, Istana Pura Mangkunegaran sekaligus memakai Renewable Energy Certificated (REC) dari PLN. Hal ini menjadikan Istana Pura Mangkunegaran sebagai cagar budaya pertama yang menggunakan listrik EBT melalui REC PLN.
Ini menjadi bukti kepedulian Istana Pura Mangkunegaran terhadap isu lingkungan dan mendukung semangat transisi energi.
"Kami sangat mengapresiasi dukungan dari PLN dan juga pihak terkait dalam proyek revitalisasi dan penyediaan energi bersih melalui REC ini yang akan menghidupkan Pura Mangkunegaran menjadi lebih aktif, lebih produktif dan hijau secara menyeluruh baik untuk pariwisata maupun kegiatan kebudayaan," pungkasnya.