Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Kejadian Viral KTT G20 di Bali, Xi Jin Ping Tegur PM Kanada, hingga Hoaks Menlu Rusia Sakit

teguran Presiden China Xi Jin Ping kepada Perdana Menteri (PM) Kanada Justin Trudeau yang sempat menjadi tranding topik di media sosial Twitter.

Penulis: Nitis Hawaroh
Editor: Sanusi
zoom-in Kejadian Viral KTT G20 di Bali, Xi Jin Ping Tegur PM Kanada, hingga Hoaks Menlu Rusia Sakit
Dok Kemlu RI
Di sela-sela penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 Bali tahun 2022, Presiden Joko Widodo mengadakan pertemuan bilateral dengan Presiden Prancis, Emmanuel Macron yang berlangsung di Hotel Apurva Kempinski, Kabupaten Badung, pada Selasa, 15 November 2022. 

Rudal-rudal tersebut pun disebut menewaskan dua orang warga sipil Polandia. Hal tersebut disampaikan oleh Menteri Luar Negeri Polandia dalam sebuah rilisan.

"Rusia membuat misil jatuh, membunuh dua orang warga Polandia," kata rilis tersebut dikutip Tribun-Bali.com dari dw.com pada Rabu 16 November 2022.

Menanggapi hal itu, Organisasi Pertahanan Atlantik Utara (NATO) mengadakan pembicaraan penting pada Rabu 16 November 2022 bersama para anggota lainnya.

Diketahui, sebagian pemimpin negara-negara anggota NATO tengah berada di Indonesia untuk mengikuti Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali.

"Sekretaris Jenderal akan mengadakan emergency meeting (rapat darurat) dengan para anggota NATO besok (Rabu 16 November 2022, untuk mendiskusikan hal ini," ujar Juru Bicara NATO, Oana Lungescu.

Kemudian, para pemimpin Pakta Pertahanan Atlantik Utara ( NATO) dan The Group of Seven (G7) menggelar rapat darurat di Nusa Dua, Bali, di sela agenda Konferensi Tingkat Tinggi ( KTT) G20 pada Rabu 16 November 2022.

Sebelumnya pihak NATO sudah menegaskan bahwa akan membalas sejengkal apapun wilayah negara-negara anggotanya jika ada serangan dari Rusia menyusul perang Rusia-Ukraina.

Berita Rekomendasi

Rapat darurat tersebut membuat penanaman bibit mangrove di Tahura Mangrove sebagai agenda sampingan KTT G20 Bali, jadi mundur dari jam yang dijadwalkan.

Hasil Konferensi Tingkat Tinggi (KTT)G20

Penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali menghasilkan sejumlah kesepakatan. Satu diantaranya adalah deklarasi pimpinan G20.

Presiden Joko Widodo menyampaikan, hanya satu paragraf dalam deklarasi yang sempat diperdebatkan yaitu sikap terhadap perang di Ukraina.

"Sampai tengah malam, kita berbicara mengenai ini dan akhirnya Deklarasi Bali dicapai melalui konsensus. Kami menyepakati bahwa perang berdampak negatif pada ekonomi global, kira-kira itu," kata Jokowi, dikutip dari Setkab, Jumat (9/12/2022)

"Kemudian, pemulihan ekonomi global juga tidak akan tercapai tanpa perdamaian. Oleh sebab itu, di pembukaan saya sampaikan, saya menyerukan agar perang dihentikan," sambungnya .

Menurut Presiden, G20 Bali juga telah menghasilkan beberapa hasil konkret, antara lain terbentuknya pandemic fund yang sampai hari ini terkumpul 1,5 miliar dolar AS.

Kemudian pembentukan dan operasionalisasi resilient and sustainability trust di bawah Dana Moneter International (IMF) sejumlah 81,6 miliar dolar AS untuk membantu negara-negara yang menghadapi krisis.

"Kemudian juga energy transition mechanism, khususnya untuk Indonesia, memperoleh komitmen dari Just Energy Transition Programme sebesar 20 miliar dolar AS," kata Jokowi.

Di samping itu, dihasilkan juga komitmen bersama yakni setidaknya 30 persen dari daratan dunia dan 30 persen lautan dunia dilindungi di tahun 2030.

"Ini sangat bagus, dan melanjutkan komitmen mengurangi degradasi tanah sampai 50 persen tahun 2040 secara sukarela. Saya kira hasil yang konkret itu, meskipun banyak sekali sebetulnya hasil-hasil yang lainnya," tambah mantan Gubernur DKI Jakarta itu.

Untuk diketahui, deklarasi tersebut terdiri dari 52 poin paragraf. Berikut 5 paragraf awal yang disampaikan dari deklarasi pemimpin G20 Bali:

1. Empat belas tahun lalu, para Pemimpin G20 bertemu untuk pertama kalinya, menghadapi krisis keuangan terparah di generasi kita. Kami menyadari, sebagai ekonomi global yang besar, bahwa secara kolektif kami memikul tanggung jawab dan bahwa kerja sama kami diperlukan untuk pemulihan ekonomi global, untuk mengatasi tantangan global, dan meletakkan dasar untuk pertumbuhan yang kuat, berkelanjutan, seimbang, dan inklusif.

Kami menetapkan G20 sebagai forum utama untuk kerja sama ekonomi global, dan hari ini kami menegaskan kembali komitmen kami untuk bekerja sama karena kami, sekali lagi, mengatasi tantangan ekonomi global yang serius.

2. Kami bertemu di Bali pada 15-16 November 2022, di saat krisis multidimensi yang tak tertandingi. Kita telah mengalami kehancuran yang ditimbulkan oleh pandemi Covid-19, dan tantangan lainnya termasuk perubahan iklim, yang menyebabkan kemerosotan ekonomi, peningkatan kemiskinan, memperlambat pemulihan global, dan menghambat pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.

3. Tahun ini, kita juga menyaksikan perang di Ukraina berdampak lebih buruk terhadap ekonomi global. Ada diskusi tentang masalah ini. Kami menegaskan kembali posisi nasional kami sebagaimana dinyatakan dalam forum lain, termasuk Dewan Keamanan PBB dan Majelis Umum PBB, yang, dalam Resolusi No. ES-11/1 tanggal 2 Maret 2022, yang diadopsi dengan suara mayoritas (141 suara setuju, 5 menentang, 35 abstain, 12 absen) menyesalkan dengan sangat keras agresi oleh Federasi Rusia terhadap Ukraina dan menuntut penarikan penuh dan tanpa syarat dari wilayah Ukraina.

Sebagian besar anggota mengutuk keras perang di Ukraina dan menekankan hal itu menyebabkan penderitaan manusia yang luar biasa dan memperburuk kerapuhan yang ada dalam ekonomi global: menghambat pertumbuhan, meningkatkan inflasi, mengganggu rantai pasokan, meningkatkan kerawanan energi dan pangan, dan meningkatkan risiko stabilitas keuangan.

Ada pandangan lain dan penilaian berbeda tentang situasi dan sanksi. Menyadari bahwa G20 bukanlah forum untuk menyelesaikan masalah keamanan, kami mengakui bahwa masalah keamanan dapat memiliki konsekuensi yang signifikan terhadap ekonomi global.

4. Penting untuk menegakkan hukum internasional dan sistem multilateral yang menjaga perdamaian dan stabilitas. Ini termasuk membela semua tujuan dan prinsip yang diabadikan dalam Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa dan mematuhi hukum humaniter internasional, termasuk perlindungan warga sipil dan infrastruktur dalam konflik bersenjata.

Penggunaan atau ancaman penggunaan senjata nuklir tidak dapat diterima. Penyelesaian konflik secara damai, upaya mengatasi krisis, serta diplomasi dan dialog, sangat penting. Zaman sekarang tidak boleh perang.

5. Pada saat kritis ekonomi global saat ini, G20 harus mengambil tindakan yang nyata, tepat, cepat dan perlu, menggunakan semua alat kebijakan yang tersedia, untuk mengatasi tantangan bersama, termasuk melalui kerja sama kebijakan makro internasional dan kolaborasi nyata.

Dengan demikian, kami tetap berkomitmen untuk mendukung negara-negara berkembang, khususnya negara-negara kurang berkembang dan pulau kecil berkembang, dalam menanggapi tantangan global ini dan mencapai SDGs.

Sejalan dengan tema Presidensi G20 Indonesia: Pulih Bersama, Pulih Lebih Kuat, kami akan mengambil tindakan terkoordinasi untuk memajukan agenda pemulihan global yang kuat, inklusif, dan tangguh serta pembangunan berkelanjutan yang menghasilkan lapangan kerja dan pertumbuhan.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas