Ini Bank-bank yang Harga Sahamnya Melambung pada 2022
Meski pergerakan saham cenderung menurun di akhir tahun, akan tetapi sepanjang tahun ini menjadi tahun cuan bagi perbankan.
Editor: Hendra Gunawan
BCA dan BRI kita lihat pelan-pelan naik. Ini menunjukkan semua orang sudah lebih jernih dalam menilai pasar, semua akan kembali melihat fundamental," kata Analis Mirae Sekuritas Tasrul Tanar dalam paparan virtual, Senin (26/12).
Saham perbankan menjadi salah satu sektor pilihan Tasrul tahun depan. Apalagi The Fed diperkirakan masih akan menaikkan bunga dan berpotensi diikuti BI.
Kenaikan suku bunga akan mendorong net interest margin (NIM) perbankan.
Kenaikan saham perbankan terjadi terutama sejak pertengahan tahun. Dia menekankan, proyeksi itu hanya berlaku untuk bank tradisional, sedangkan bank digital menurutnya masih perlu dihindari.
Sementara tren pergerakan saham bank-bank besar yang cenderung turun menjelang akhir tahun disebabkan oleh aksi ambil untung.
Research & Consulting Manager PT Infovesta Utama Nicodimus Kristiantoro mengatakan, performa saham BBCA dan BBRI lebih rendah dari dua bank besar lain karena secara teknikal memang sedang menunjukkan arah jenuh beli dan kenaikannya sudah sangat tinggi.
"Secara fundamental, saham ini masih sangat solid," ujar dia kepada Kontan.co.id, Senin (26/12).
Menurut Nico, performa saham empat bank besar sepanjang tahun ini sejalan dengan pertumbuhan kinerjanya yang cukup tinggi.
Senada, Pengamat Pasar Modal dari Universitas Indonesia Budi Frensidy menilai, saham BBNI dan BMRI naik tinggi karena terdorong pertumbuhan laba bersih.
Menurut Budi, khusus BBNI bisa naik lebih tinggi dari bank BBRI dan BBCA karena memiliki price to book value (PBV) paling rendah.
Dia memandang koreksi saham bank besar menjelang akhir tahun terjadi lantaran harganya sudah tergolong yang tercermin dari PBV dan PER.
Baca juga: Pasar Wall Street Berkontraksi, Perbankan Goldman Sachs Bakal Pecat 4.000 Staf di 2023
Budi melihat saham empat bank besar akan melanjutkan performa baik tahun depan jika mereka mampu menjaga laba per saham tetap tinggi dan NPL rendah saat restrukturisasi Covid-19 berakhir.
Namun, performanya ia perkirakan tidak akan setinggi tahun ini.
Adapun peluang kenaikan tertinggi menurutnya akan ditorehkan BBNI, lalu disusul BBRI, BMRI dan BBCA.