Kamis Pagi, Nilai Tukar Rupiah Semakin Melemah ke Level Rp15.764 per Dolar AS
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo meyakini nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) akan bangkit di 2023.
Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Nilai tukar mata uang rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) berada di level Rp15.764 pada Kamis pagi pukul 09.25 WIB (29/12/2022).
Sebelumnya, mengutip Bloomberg Rate pada Rabu sore (28/12/2022) nilai tukar rupiah terhadap dolar AS berada di level Rp15.719
Jika dilihat lebih detail, rupiah mengalami pelemahan 45 poin.
Berdasarkan pantauan Tribunnews, sejak awal pekan, nilai tukar mata uang Garuda terus mengalami tren pelemahan.
Baca juga: Rabu Siang, Nilai Tukar Rupiah Semakin Loyo, Tembus Level Rp 15.714 per Dolar AS
Pada Senin (26/12) rupiah melemah 39 poin, yakni ke level Rp15.632. Sebelumnya pada Jumat (23/12), rupiah berada di angka Rp15.593 per dolar AS.
Kemudian di hari berikutnya (27/12) rupiah turun ke level Rp15.662, atau melemah 30 poin.
Dan pada Rabu sore (28/12) rupiah kembali terdepresiasi, tembus ke level Rp15.700an, tepatnya di angka Rp15.719 per dolar AS.
Sebelumnya, Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo meyakini nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) akan bangkit di 2023.
Menurutnya, terdapat sejumlah faktor yang bakal menjadikan rupiah kembali perkasa.
Mulai dari faktor ketidakpastian global, meredanya akselerasi The Fed dalam menaikkan suku bunga, dan masifnya modal asing yang masuk ke Tanah Air.
"Kami perkirakan, nilai tukar rupiah ke depan akan cenderung menguat. Sekarang rupiah melemah karena dolarnya kuat dan The Fed masih akan menaikkan suku bunga hingga triwulan I-2023," ucap Perry dalam Seminar Nasional dengan tema 'Outlook Perekonomian Indonesia 2023: Menjaga Resiliensi Melalui Transformasi Struktural' di Hotel Ritz Carlton Mega Kuningan Jakarta, Rabu (21/12/2022).
"Tapi ketidakpastian global akan menurun. Kalau ketidakpastian menurun, rupiah akan ke arah fundamentalnya," sambungnya.
Diketahui, nilai tukar rupiah mulai bergerak melemah pada pertengahan 2022, hingga pada akhirnya rupiah tembus Rp15.000 per dolar AS.
Hal ini dipengaruhi berbagai faktor, salah satunya yakni Bank Sentral AS alias The Fed yang sangat agresif menaikkan suku bunga.
Sentimen kebijakan The Fed sangat mempengaruhi fluktuasi nilai tukar dolar AS terhadap mata uang negara lain.
Jika nilai tukar dolar AS tak terkendali, dampaknya juga akan dirasakan di perdagangan internasional. Mulai dari pasar saham hingga transaksi komoditas.
Sebagaimana diketahui, kegiatan perekonomian global saat ini menggunakan dolar AS sebagai alat tukar resmi.
"Kami yakin bahwa tahun depan saat ketidakpastian global mereda, rupiah akan menguat ke fundamentalnya," pungkas Perry.