Maskapai Lion Air Gunakan Data Milik BMKG dalam Pemantauan Kondisi Cuaca Terkini
Operasional akan dijalankan apabila jarak pandang (visibility), arah atau kekuatan maupun kecepatan angin, dan lainnya memenuhi persyaratan
Penulis: Endrapta Ibrahim Pramudhiaz
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Lion Air Group mengantisipasi dampak dari cuaca kurang baik terhadap transportasi udara melalui data milik Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).
Corporate Communications Strategic of Lion Air Group Danang Mandala Prihantoro mengatakan BMKG memiliki data dan informasi detail, cepat, tepat dan akurat.
"Lion Air Group senantiasa melaksanakan pemantauan (monitor) perkembangan terkini dari cuaca dan menggunakan informasi cuaca dalam pengambilan keputusan berdasarkan laporan serta pemberitahuan resmi," katanya dalam keterangan resmi, Kamis (29/12/2022).
Baca juga: Waspada Cuaca Ekstrem, Bagaimana Prediksi Cuaca di Wilayah Jabodetabek pada Hari Ini Menurut BMKG?
Danang mengatakan operasional akan dijalankan apabila jarak pandang (visibility), arah/ kekuatan/ kecepatan angin, dan lainnya memenuhi persyaratan keselamatan penerbangan.
Ia juga menyebut pihaknya selalu melakukan analisis dan evaluasi cuaca yang mempengaruhi penundaan penerbangan, pembatalan, pengalihan dan pemulihan.
"Berbagai strategi yang diimplementasikan antara lain menggunakan sistem terstruktur dan berkesinambungan antara rotasi, tim operasional, serta keputusan yang cepat," ujar Danang.
Strategi itu dilakukan agar dapat menentukan rangkaian operasional di lapangan (irregularities) dan mengurai dampak keterlambatan penerbangan akibat cuaca kurang baik.
Panduan dan prosedur dengan skala prioritas juga telah ditetapkan dalam pengelolaan tingkat dan dampak atau gangguan cuaca.
"Matriks prioritas analisis cuaca berdasarkan aktual (real time) sebagai salah satu referensi atau dasar menunjang kelancaran operasional," kata Danang.
Seluruh pilot Lion Air Group juga disebut wajib menjalani pelatihan melalui pengujian dan penilaian ketat di simulator untuk mengoperasikan pesawat udara dengan berbagai skenario termasuk cuaca kurang baik.
"Hal itu sebagai upaya mengedepankan operasional pada level aman dan selamat," kata Danang.